REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Central Asia (BCA) Syariah memastikan keterlibatan aktif dalam pembahasan terkait merger dengan Bank Royal. Direktur BCA Syariah, John Kosasih menyampaikan rencana tersebut masih perlu jalan panjang.
"Mengenai Bank Royal sebaiknya menunggu sampai proses akuisisi tuntas terlebih dahulu," kata dia pada Republika, Kamis (13/6).
Izin akuisisi Bank Royal akan menjadi agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BCA pada 20 Juni mendatang. Kemudian, terdapat opsi meminta persetujuan penggabungan BCA Syariah dengan Bank Royal.
BCA menyiapkan dana Rp 1 triliun untuk transaksi pembelian saham Bank Royal yang otomatis mengakuisisi. Saat ini, BCA Syariah memiliki modal Rp 800 miliar. Sementara modal Bank Royal sebesar Rp 400 miliar.
Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja menyampaikan jika lolos, proses merger tetap masih akan menunggu waktu. BCA ingin Bank Royal menghasilkan profit mumpuni dengan operasional normal dulu sebelum digabung dengan BCA Syariah.
"Kalau rencana (merger) tersebut sudah final, kami pasti akan terlibat," kata John.
Ia menyampaikan sebelum merger, BCA akan fokus lebih dulu menambah permodalan pada tahun ini. Tambah modal tersebut akan digunakan BCA Syariah untuk berbagai ekspansi yang mendukung perkembangan ke depan, baik untuk jangka pendek maupun menengah.
John menyebut diantaranya termasuk ekspansi di Aceh, menambah jaringan kantor, dan mengembangkan mitra strategis di berbagai bidang termasuk digital. Saat ini, BCA Syariah sedang dalam proses persiapan administrasi dan persetujuan untuk penambahan modalnya.
Menurutnya, jumlah modal tambahan masih dalam pembahasan. Namun pencairannya, diharapkan dalam waktu dekat pada awal semester dua. "Sekarang masih proses, untuk jumlahnya nanti kalau sudah final," kata dia.