REPUBLIKA.CO.ID, Ramainya kunjungan setuap bulannya jamaah ke Pesantren Sirnarasa dinilai sebagai potensi wisata yang tinggi. Apalagi, kawasan Pesantren Sirnarasa juga dikelilingi pemandangan bukit-bukit khas tanah Jawa Barat
Head of Marketing Pasific Paint, Ricky Soesanto, mengatakan pihaknya sedang berunding dengan para pimpinan Pesantren Sirnarasa untuk mengembangkan pesantren tersebut menjadi destinasi wisata religi.
Menurut dia, banyak potensi wisata yang masih bisa dikembangkan di tempat tersebut. "Orang hanya tahu kalau wisata religi ziarah ke makam. Kalau di sini kan pesantren. Jadi kita mau menggabungkan antara aspek lainnya, sebagai pelengkap wisata," kata dia.
Dia mencontohkan, saat ini lahan yang digunakan untuk Pesantren Sirnarasa baru sekitar 7 hektare. Padahal, luas lahan yang dimiliki pesatren itu ada 25 ha. Artinya, masih ada banyak lahan yang belum diolah.
Ke depan, lanjut dia, pihaknya berencana untuk mengembangkan agropark, pusat kuliner halal, pesantren, dan juga mural Islami yang sifatnya edukasi. "Jadi wisata untuk leisure, foto, kuliner, campur semua di situ. Tapi itu perlu proses," kata dia.
Dia mengatakan, saat ini pihaknya memang baru membantu pengecatan gedung asrama putra dan putri, seluruh kelas yang digunakan untuk Madrasah Aliyah, pembuatan mural dengan gambar bertema Islami, memberikan papan informasi mengenai tarekat Islam serta papan arah fasilitas umum di dalam pesantren. Namun, tak menutup kemungkinan kerja sama lanjutan akan dilakukan untuk mengembangkan yang lainnya.
Pesantren Sirnarasa Digagas Jadi Destinasi Wisata Religi
Menurut dia, modal Pesantren Sirnarasa untuk dijadikan wisata religi sudah sangat kuat. Pasalnya, pesantren itu memiliki sejarah yang kuat, dan memiliki ulama yang sangat terkenal, serta memiliki jamaah yang mengakar cukup kuat di masyarakat Jawa Barat, bahkan seluruh Indonesia.
"Sekarang pesantren jadi tempat wisata, itu belum pernah ada. Kalau ini jadi, akan menjadi yang pertama. Ada agropark, pusat kerajinan daerah, pesantren kilat ada. Jadi bukan sekadar ziarah atau manaqib, mereka juga bisa menikmati obyek wisata yang ada," kata dia.
Dia mengaku terinspirasi dari Quranic Park di Dubai, Uni Emirat Arab. Menurut dia, di tempat itu pengunjung bisa belajar Alquran sambil menikmati wanaha hiburan yang disediakan.
Ricky mengatakan, pengambangan pesatren ini merupakan yang kali pertama dilakukan oleh perusahaannya. Namun, tak menutup kemungkinan jika pengembangan di Pesantren Sirnarasa berhasil, pihaknya juga akan mengembangkan pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Ini baru kick off. Ke depan kami kemungkinan akan melakukan proyek tambahan lainnya. Gak menutup kemungkinan akan ada kerja sama dengan pesantren dan perusahaan lainnya. Pimpinan pondok pesantren jugs sudah open," kata dia.
Pengasuh Pesantren Sirnarasa KH Dadang Muliawan mengatakan, sejak 2012 pihaknya memang telah mem-branding Pesantren Sirnarasa sebagai destinasi wisata religi.
Bukan hanya menawarkan ajaran rohani, melainkan juga menarwkan budaya, adat, hingga kuliner. Namun, pengembangannya masih berjalan pelan. Dia berharap ada donatur yang rela untuk mengembangkan destinas wisata di Pesantren Sirnarasa.
Dinding di Pesantren Sirnarasa, Kecamatan Panjalu, Kabuaten Ciamis, digambari mural bernuansa Islami, Kamis (13/6).
Dia mengakui, hampir semua pengunjung Pesantren Sirnarasa umumnya ingin bertemu Abah Gaos. Bahkan, menurut dia, ada jamaah yang selama tujuh tahun terakhir mengikuti manaqib bulanan di pesantren itu.
Menurut dia, dalam satu bulan pengunjung Pesantren Sirnarasa bisa mencapai 10 ribu orang. "Jadi setahun itu bisa ratusan ribu. Mereka banyak yang menginap di homestay, ada juga yang di masjid karena memang kamar di sini masih kurang penginapan," kata dia.
Pesona Sirnarasa juga telah menggelar Festival Religi. Mulai dari ceramah, musik, bazar, kuliner, fesyen, hingga kerajinan tangan, menyemarakkan festival itu.
Ketua Umum Yayasan Sirnarasa Cisiri, KH Solih Anwar Syaiful Rizal, mengatakan baru kali pertama Pesantren Sirnarasa menggelar Festival Religi. Tujuan festival itu tak lain adalah menyiarkan Islam melalui sesuatu yang berbeda.
"Jangan menggaris bawahi agama itu tidak seperti ini. Tapi seni itu, apapun masuk dalam agama, baik seni atau adat. Karena pendahulu kita menyebarkan agama melalui adat dan seni," kata.
Dalam festival itu, bukan hanya para santri yang terlibat, melainkan warga sekitar juga dilibatkan untuk mengembangkan potensi UKMK yang ada. Dia berharap, dengan adanya festival itu warga sekitar akan semakin warga sekitar pesantren lebih bisa menyambut wisatawan yang datang ke Pesantren Sirnarasa.
"Mungkin kita akan jadikan acara ini rutin setiap tahun. Karena menghibur adalah ibadah. Kalau menyusahkah orang itu dosa," kata dia.