Kamis 13 Jun 2019 23:23 WIB

Politikus Senior Demokrat Dorong KLB untuk Selamatkan Partai

Politikus senior menilai sejumlah kader Demokrat tak sesuai marwah partai.

Politisi Senior Partai Demokrat Max Sopacua (tengah) bersama para politisi senior Demokrat lainya memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (13/6).
Foto: Republika/Prayogi
Politisi Senior Partai Demokrat Max Sopacua (tengah) bersama para politisi senior Demokrat lainya memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah politikus senior Partai Demokrat yang tergabung dalam Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD) mendorong diselenggarakannya Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menyelamatkan dan mengembalikan kejayaan partai ke depan. GMPPD mendorong pelaksanaan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat selambatnya 9 September 2019.

Politikus senior Demokrat Max Sopacua mengatakan secara normal Kongres Demokrat baru akan dilaksanakan 2020 nanti. Namun, GMPPD menilai perlunya mempercepat kongres melalui KLB untuk menyelamatkan partai.

Baca Juga

Menurut Max, apabila KLB dilaksanakan, posisi ketua umum Demokrat dapat diberikan kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selaku putra Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang terbukti memiliki kemampuan. "Kalau KLB tidak perlu susah-susah, pak SBY tinggal menyerahkan kepada mas Agus Harimurti Yudhoyono," kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (13/6).

Dia menilai AHY adalah kader terdepan Demokrat yang juga paling memiliki potensi untuk memimpin bangsa pada 2024. Adapun, tujuan utama GMPPD dibentuk untuk memberikan seruan moral kepada internal partai atas hal-hal internal partai yang belakangan dinilai meresahkan kader Demokrat.

Salah satunya menyikapi beberapa pernyataan kader dan pengurus Demokrat antara lain Ferdinand Hutahaean, Rachland Nashidik, dan Andi Arief yang dipandang tidak sesuai marwah, karakter dan jati diri Demokrat. Max tak menampik bahwa seruan dari GMPPD ini dapat berujung pada pelaksanaan KLB Demokrat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement