REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ricuhan terjadi di Masjid Al Fitrah di Desa Ketapang, Banda Aceh, Kamis (13/6) malam. Kericuhan diduga disebabkan warga Aceh yang menolak kehadiran ustaz Firanda Andirja Abidin yang mengisi ceramah malam itu.
Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Trisno Riyanto mengatakan penolakan terjadi lantaran warga Aceh menganggap aliran yang dianut Ustaz Firanda tidak sejalan dengan aliran kebanyakan warga Aceh.
Warga Aceh, menurut Trisno, kebanyakan menganut paham atau aliran ahlussunah wal jamaah atau Aswaja.
"Jadi alasan Ustaz Firanda tidak diterima karena masyarakat sini menyatakan aliran di sini kan kebanyakan Aswaja, (sedangkan aliran) yang dibawa (Ustaz Firanda dianggap) Wahabi, seperti itu. Jadi tentu akibatnya ada kemarahan warga, karena sebagian besar warga di sini Aswaja,” terang Trisno saat dikonformasi Republika.co.id, Jumat (14/7).
Namun saat ini, kata dia, kondisi sudah kembali aman dan tentram. Kericuhan memang sempat terjadi, tapi setelah panitia bersedia menghentikan pengajian yang dibawa Ustaz Firanda, masyarakat pun kemudian berangsur-angsur membubarkan diri.
“Kondisi (sekarang) aman terkendali, tidak ada masalah, (hanya) semalam saja ada sedikit kericuhan, karena pihak panitia sudah terlanjur mengundang dan masyarakat sudah ada (yang datang ikut pengajian),” kata dia.
Saat ditanyakan keberadaan Ustaz Firanda, menurut Trisno, pada saat kericuhan terjadi, anggotanya langsung mengamankan ustaz dari masjid. Kemudian pada Jumat (14/6) pagi tadi telah meninggalkan Banda Aceh.
“Tadi malam langsung diamankan, lalu kita komunikasi dengan pihak panitia dan juga masyarakat di sini supaya jangan membuat hal-hal yang mengacaukan suasana atau keributan (besar) sehingga kedua belah pihak memahami, dan panitia mengantar ustaz keluar dari Banda Aceh tadi pagi jam 07.00 (terbang) pakai Garuda,” kata Trisno.