REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Sophie Turner merasa bersemangat memerankan tokoh utama Jean Grey di X-Men: Dark Phoenix. Meski menghidupkan karakter sama di X-Men: Apocalypse, sosok Jean di film teranyar menyimpan tantangan baru.
"Jean bukan penjahat, dia juga bukan pahlawan super yang menyelamatkan dunia dan semuanya baik-baik saja. Dia adalah salah satu dari karakter yang sangat tersiksa dan hancur," ungkap Turner, dikutip dari catatan produksi film.
Dalam film, Jean Grey menghadapi kenyataan menyakitkan terkait pengalaman di masa silam. Menurut Turner, apa yang dialami tokoh itu mengingatkan pada pengidap kesehatan mental yang sukar dipahami. Sang tokoh seakan berjuang di area abu-abu.
Sebelum proses pembacaan naskah dan syuting berlangsung, sutradara Simon Kinberg mengajak Turner berdiskusi soal eksekusi penokohan. Kinberg mengirim berbagai dokumen dan tayangan tentang skizofrenia dan gangguan kepribadian ganda.
Sang sutradara ingin Turner memahami aspek teori secara intelektual sebelum mendalaminya secara emosional. Bahkan, dialog sudah berlangsung saat Kinberg tengah menyelesaikan draft naskah. Perbincangan itu berpengaruh pada titik penting dalam cerita.
Kinberg mengatakan kepada Turner bahwa tokoh Jean Grey di Dark Phoenix menuntut komitmen lebih. Tak hanya diminta mendalami soal skizofrenia, spektrum emosional Turner harus tampak meyakinkan sebagai sosok yang mengidap trauma.
"Tokoh ini mulai kehilangan identitasnya dan akhirnya terbelah menjadi dua identitas, yaitu Jean yang semakin kecil dan semakin lemah, dan perwujudan Phoenix, yang menjadi semakin kuat," kata Kinberg.
Hal itu terealisasi cukup baik dalam film. Kondisi dilematis Jean Grey tampak amat nyata, termasuk adegan yang melibatkan Charles Xavier (James McAvoy). X-Men: Dark Phoenix tayang di bioskop Indonesia mulai 14 Juni 2019.