REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengaktifan kembali jalur kereta api di Sumatra Barat bertujuan untuk memberikan opsi transportasi yang aman dan nyaman kepada masyarakat. Selain itu keberadaan kereta api juga akan membantu pengembangan destinasi wisata di berbagai daerah kabupaten dan kota di Sumbar.
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumbar Catur Wicaksono mengatakan tahun ini akses kereta api stasiun Simpang Haru, Kota Padang, menuju Pulau Aia diaktifkan kembali. Jalur ini bisa memberi akses wisata kota tua bagi penumpang
"Jadi akses wisatanya jadi timbal balik. Penumpang dari Padang bisa berwisata di Pariaman, orang dari Pariaman bisa pula berwisata di Kota Tua, Padang," kata Catur kepada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.
Nantinya, menurut Catur, penumpang dari Pariaman tidak hanya berhenti di Stasiun Simpang Haru, tetapi bisa lanjut berwisata ke kota tua di pinggiran Batang Arau dengan berhenti di stasiun Pulau Aia. Balai Perkeretaapian menurut Catur menggelontorkan anggaran sekitar Rp 40 miliar tahun ini untuk mengaktifkan jalar Simpang Haru-Pulau Aia tersebut.
Catur menyebut pembersihan rel dan stasiun Pulau Aia sudah mulai dikerjakan. Secara bertahap jalur tersebut akan diperbaiki hingga dijadwalkan bisa dilewati kereta api akhir tahun ini.
Catur mengakui ada sejumlah kendala yang dihadapi untuk mengaktifkan jalur yang telah bertahun-tahun mati tersebut. Salah satu kendalanya ialah permukiman warga yang terlalu dekat dengan rel.
Namun, pihaknya bersama pemerintah daerah sudah melakukan sosialisasi untuk sterilisasi jalur rel dari Simpang Haru hingga Pulau Aia. "Kita optimistis terlaksana tahun ini," ujarnya.
Ke depan untuk meningkatkan akses pariwisata itu, jalur kereta api dari Pulau Aia itu akan diteruskan hingga stasiun di Muaro Pantai Padang yang merupakan salah satu destinasi favorit di ibu kota provinsi Sumbar itu.