REPUBLIKA.CO.ID, KONAWE -- Hujan deras terus mengguyur Kabupaten Konawe Utara dan sekitarnya. Akibatnya, tiga sungai meluap dan menenggelamkan enam kecamatan. Hingga hari ini, Sabtu (15/6), ribuan rumah masih terendam banjir.
Tim respons Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, Maizar Helmi, menyebutkan enam kecamatan yang terdampak parah banjir akibat meluapnya air sungai, yaitu Kecamatan Andowia, Kecamatan Asera, Kecamatan Landawe, Kecamatan Langgikima, Kecamatan Oheo, dan Kecamatan Wiwirano. “Kecamatan Langgikima, Oheo, dan Wiwirano sampai saat ini masih terisolir di akses jalur darat," katanya dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Sabtu (15/6).
Foto udara kondisi banjir bandang yang merendam rumah warga di Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan data BNPB periode 11 Juni 2019, tercatat 1.598 KK atau 5.703 jiwa di 42 desa dan tiga Kelurahan di enam Kecamatan tersebut kehilangan tempat tinggal karena luapan banjir. Sedangkan di Kecamatan Wiwirano, terdapat tiga desa yang masih dalam proses pendataan.
Dari segi bangunan, terdata 1.396 unit rumah, 28 Gedung Sekolah, dua kantor desa, dan dua Gedung Balai Desa yang terendam air dan lumpur. Selain itu ada 202 unit rumah hanyut oleh banjir. Maizar juga menambahkan, terdapat empat jembatan dan seruas jalan trans Sulawesi yang rusak.
Kondisi air di Konawe Utara secara umum sudah mulai surut. Namun akses ke sejumlah lokasi belum dapat ditempuh dengan mudah. Penyebabnya karena sebagian besar masih terendam lumpur. Dari pos Dompet Dhuafa menuju ke sejumlah titik bencana membutuhkan waktu kurang lebih empat jam melalui jalur Meluhu.
“Kondisi Kecamatan Asera, Konawe Utara, air sudah surut, akses jembatan terputus. Satu-satunya akses hanya bisa dilalui menggunakan motor atau jalan kaki,” terang Maizar.
Sebuah mobil berusaha melintasi banjir luapan Sungai Pohara di Desa Andadowi, Konawe, Sulawesi Tenggara.
Kebutuhan darurat bagi para pengungsi saat ini berupa makanan, air bersih, pakaian dan obat-obatan. Hingga berita ini diturunkan, masih banyak kebutuhan dasar dan mendesak belum terpenuhi bagi masyarakat terdampak banjir Konawe dan Samarinda.