REPUBLIKA.CO.ID, PBB -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Jumat menyerukan penyelidikan secara independen guna mencari fakta sekaligus pelaku serangan terhadap dua tanker di Teluk Oman pekan ini. Amerika Serikat menuding Iran atas serangan tersebut, tuduhan yang dibantah oleh Teheran.
Di tengah peningkatan ketegangan, Guterres mengatakan kesediaannya menjadi mediator jika kedua belah pihak sepakat. Namun, ia mengatakan bahwa "untuk saat ini kami tidak melihat adanya kemungkinan mekanisme dialog."
Baik Teheran maupun AS mengatakan mereka tidak tertarik untuk memulai perang. Akan tetapi, pernyataan itu tidak banyak membantu untuk meredakan kekhawatiran bahwa dua musuh tersebut dapat terseret ke dalam konflik.
Guterres menuturkan dunia dunia tidak mampu menopang konfrontasi baru di Teluk.
"Sangat penting untuk mengetahui kebenaran dan sangat penting bahwa tanggung jawab diklarifikasi. Jelas itu hanya dapat dilakukan jika ada lembaga independen yang memverifikasi fakta-fakta tersebut," kata dia kepada awak media.
Kebakaran di kapal tanker Front Altair terlihat dari jendela observasi sedang berusaha dipadamkan dengan water cannon di Teluk Oman, Kamis (13/6).
Pihaknya juga meyakini hanya Dewan Keamanan yang dapat memerintahkan penyelidikan PBB.
Menurut juru bicara PBB Stephane Dujarric, Kepala Urusan Politik PBB Rosemary DiCarlo telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif pada Jumat di sela-sela pertemuan Dewan Kerja Sama Shanghai di Kirgizstan. Ia mengungkapkan bahwa Guterres beserta stafnya sudah menghubungi sejumlah negara terkait untuk mengatakan kepada mereka mengenai perlunya menghindari eskalasi apapun.
Guterres, yang mengecam serangan terhadap tanker, berbicara dengan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit sesudah pertemuan keduanya pada Jumat.