REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengadakan survei pendapat masyarakat tentang penyelenggaraan pemilu serentak 2019. SMRC menemukan kebanyakan masyarakat mempercayai Pemilu 2019 telah berjalan secara jujur dan adil.
Hanya sebagian kecil yang menganggap pemilu mengandung kecurangan. "Sebagian kecil yang memang menyatakan tidak jujur dan adil hanya 27-28 persen saja," kata Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas dalam paparan survei nasional 'Kondisi Demokrasi dan Ekonomi Politik Nasional Pascaperistiwa 21-22 Mei: Sebuah Evaluasi Publik' pada Ahad (16/6).
Sirojudin menilai kepercayaan publik soal kualitas pemilu ternyata tak banyak berubah dengan Pemilu 2009 dan 2014. Pada 2014, Jokowi juga menghadapi Prabowo dalam Pilpres.
"Dilihat pada 2009, yang menilai pemilu berlangsung jurdil mencapai 67 persen dan pada 2014 mencapai 70,7 persen," kata dia.
Di sisi lain, SMRC menemukan mayoritas masyarakat menganggap positif kondisi bangsa dan demokrasi Indonesia. Tercatat, sekitar 66 persen masyarakat menyatakan puas dengan kualitas demokrasi di Indonesia.
"Sementara 77 persen warga menyatakan pemerintahan Jokowi adalah pemerintahan demokratis," ucapnya.
Survei SMRC diadakan pada 20 Mei-1 Juni 2019. Survei melibatkan 1.220 responden yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia dengan teknik pengambilan sampel, yakni multistage random sampling.
Margin of error survei kurang lebih 3,05 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden saat ditanyakan "Seberapa Jurdil Pemilu 2019?", Berikut jawaban publik dari survei SMRC:
Pileg DPR 2019
- 13 persen sangat jurdil
- 55 persen cukup jurdil
- 23 persen kurang jurdil
- 5 persen tidak jurdil
- 4 persen tidak tahu/tidak jawab
Pilpres 2019
- 14 persen sangat jurdil
- 55 persen cukup jurdil
- 22 persen kurang jurdil
- 5 persen tidak jurdil
- 3 persen tidak tahu/tidak jawab