REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meresmikan permukiman baru di Dataran Tinggi Golan yang diberi nama Dataran Tinggi Trump atau Trump Height. Nama tersebut dipilih sebagai penghormatan terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memberikan pengakuan atas kedaulatan Israel di wilayah tersebut.
Dalam peresmian yang dilakukan pada Ahad (16/6) lalu, Netanyahu menyebut Trump sebagai teman baik bagi Israel. Selain itu, Netanyahu juga menggambarkan bahwa Dataran Tinggi Golan yang menghadap ke utara Israel sebagai aset strategis yang sangat penting. Peresmian nama baru tersebut dirilis dengan sebuah tanda yang bertuliskan "Trump Heights" yang dihiasi dengan bendera Israel dan bendera AS.
"Dataran Tinggi Golan akan selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari negara dan tanah air kita," ujar Netanyahu dilansir Aljazirah, Senin (17/6).
Permukiman yang diresmikan tersebut sebetulnya bukan permukiman baru. Sebelumnya, permukiman tersebut bernama Bruchim yang sudah 30 tahun berdiri serta memiliki populasi penduduk sebanyak 10 orang. Penduduk di wilayah tersebut merupakan komunitas imigran dari Uni Soviet yang rata-rata sudah menua.
"Terima kasih PM @netanyahu dan Negara Israel untuk kehormatan besar ini!" ujar Trump dalam Twitter-nya.
Netanyahu sudah mengumumkan rencana untuk mengabadikan nama Trump di salah satu daerah di Dataran Tinggi Golan sejak Mei lalu. Peresmian nama baru tersebut juga bertepatan dengan momen ulang tahun Presiden Trump. Menurut Trump, nama baru tersebut merupakan hadiah yang indah di hari ulang tahunnya.
"Saya tidak dapat memikirkan hadiah ulang tahun yang lebih tepat dan lebih indah daripada ini," kata Trump.
Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam perang Timur Tengah pada 1967 dan mencaploknya pada 1981. Sebagian besar masyarakat internasional menganggap tindakan Israel tersebut ilegal berdasarkan hukum internasional.
Beberapa pekan sebelum pemilihan umum Israel pada Maret lalu, Netanyahu bertemu dengan Trump di Washington. Dalam pertemuan tersebut Trump mengubah kebijakan AS dengan menandatangani perintah eksekutif yang secara resmi mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel.
Otoritas Israel berharap, nama baru itu dapat menarik gelombang penduduk cukup besar sehingga pada akhirnya akan terjadi perluasan wilayah. Namun, mengembangkan Dataran Tinggi Trump agar menjadi permukiman besar tidak akan mudah. Daerah itu dikelilingi oleh rumput berwarna kuning yang cukup tinggi dan ranjau darat. Selain itu, wilayah Dataran Tinggi Trump terletak sekitar 20 kilometer dari perbatasan Suriah dan membutuhkan setengah jam perjalanan dari kota terdekat Israel, Kiryat Shmona.
Partai-partai oposisi menyatakan, pemerintahan transisi Netanyahu tidak memiliki wewenang untuk membuat penyelesaian baru di Dataran Tinggi Golan menjelang pemilihan umum kedua Israel pada September mendatang. Seorang legislator oposisi, Zvi Hauser mengatakan, peresmian permukiman baru di Golan merupakan aksi public relation yang murah.
"Tidak ada dana, tidak ada perencanaan, tidak ada lokasi, dan tidak ada keputusan nyata yang mengikat. Ini adalah resolusi yang bodoh," ujar Hauser.
Menurut Israel, terdapat 50 ribu orang tinggal di Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Jumlah tersebut termasuk sekitar 22 ribu warga Israel Yahudi dan hampir 25 ribu penduduk Arab Druze.