Senin 17 Jun 2019 15:17 WIB

Pompeo Yakinkan Pemimpin Dunia untuk Salahkan Iran

AS menuduh Iran bertanggungjawab atas serangan kapal tanker di Selat Hormuz.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
Sebuah kapal tanker minyak terbakar di laut Oman, Kamis (13/6). Dua kapal tanker dekat Selat Hormuz, Teluk Oman dilaporkan diserang.
Foto: AP Photo/ISNA
Sebuah kapal tanker minyak terbakar di laut Oman, Kamis (13/6). Dua kapal tanker dekat Selat Hormuz, Teluk Oman dilaporkan diserang.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo berupaya meyakinkan para pemimpin di Asia dan Eropa bahwa Iran berada di belakang dugaan serangan terhadap pengiriman dalam rute minyak utama Timur Tengah. Pompeo menilai Iran menjadi masalah bagi seluruh masyarakat internasional, dan bukan hanya Amerika.

Ia menyebut Iran harus disalahkan atas dugaan serangan terhadap dua kapal tanker minyak pekan lalu di dekat Selat Hormuz. Pompeo menekankan diplomasi internasional atas kemungkinan respons militer baru AS dalam penampilan pada acara-acara berita.

Baca Juga

"Saya membuat banyak panggilan telepon kemarin. Saya akan menelepon lebih banyak lagi hari ini. Dunia perlu bersatu," ujar Pompeo. Dia tidak mengatakan tindakan seperti apa yang direncanakan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Sementara Iran membantah terlibat dalam serangan itu. Mereka menuduh Amerika mempromosikan kampanye "Iranophobia" untuk menentangnya.

Perihal penyebaran militer baru AS ke wilayah itu mungkin terjadi. Pompeo mengatakan bahwa tentu itu berada di antara opsi-opsi yang mungkin dipertimbangkan Trump untuk menjaga kapal tanker minyak bergerak melalui selat, titik strategis untuk pengiriman minyak dari Timur  Timur.

Adapun Trump tahun lalu menarik AS dari perjanjian internasional, yang ditandatangani pada 2015 oleh Presiden Barack Obama, untuk membatasi program nuklir Iran. Trump telah mengembalikan sanksi ekonomi dan baru-baru ini mengakhiri keringanan yang memungkinkan beberapa negara untuk terus membeli minyak Iran. Hal itu telah membuat Iran kehilangan pendapatan minyak.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement