Senin 17 Jun 2019 16:21 WIB

Anthony Ginting Harus Kurangi Kesalahan Sendiri

Anthony masih belum bisa tampil stabil sepanjang permainan.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Anthony Ginting
Foto: Dok PBSI
Anthony Ginting

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemampuan teknik permainan Anthony Sinisuka Ginting memang sudah tak diragukan lagi. Pebulu tangkis jebolan klub SGS PLN Bandung ini telah membuktikannya di sejumlah turnamen top level.

Akan tetapi, Anthony masih belum bisa tampil stabil sepanjang permainan dan kerap membuat kesalahan sendiri. Hal ini dipandang pelatih tunggal putra PBSI, Hendry Saputra, sebagai salah satu hal yang harus dibenahi dari Anthony. Pemain rangking delapan dunia ini belum berhasil meraih gelar juara pada tahun ini.

Pada tahun lalu, Anthony merebut dua gelar gelar juara di Daihatsu Indonesia Masters 2018 Super 500 dan China Open 2018 Super 1000. Ia juga meraih medali perunggu Asian Games 2018 di Jakarta.

"Saya sering bilang sama Anthony, standar dan kualitas dia bagus banget. Jangan lihat dia kalah menangnya sekarang, waktu di China Open 2018, banyak yang bilang dia tampil perfect, pemain masa depan, sekarang dia kalah jadi jelek? Tidak, dia bagus kok, tapi ada kelemahannya, mati sendirinya masih banyak," ujar Hendry dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Senin (17/6).

Menurut Hendry, Anthony melakukan kesalahan yang tidak tepat waktunya atau di angka-angka yang penting. Ia pun meminta anak asuhnya harus lebih sabar, ulet, dan lebih aman. "Ini perlu, jadi kalau mengalami lagi, bisa digunakan senjatanya. Kalau sedang poin kritis, smash tipis-tipis, di-challenge hasilnya nol koma sekian mm ternyata out, itu sering terjadi," jelasnya.

Hendry menambahkan, Anthony harus bisa memperbaiki kekurangannya tersebut karena ini merupakan persiapan awal untuk meningkatkan performa. Ia juga telah menyiapkan latihan dan program khusus untuk melatih fokus dan konsentrasi agar Anthony bisa mengurangi kesalahan-kesalahan sendiri saat bertanding.

"Ada latihannya kalau mau fokus dan ada faktor kecerdasan juga, ini sangat berpengaruh. Saya nggak bilang nggak pintar, tapi kecerdasannya harus ditambah," kata Hendry. "Tak boleh melakukan kesalahan, implementasinya harus dari latihan, feeling-nya dan cara-cara latihannya yang saya tidak bisa dijabarkan di sini, latihan lebih aman."

Hendry sudah mendiskusikan hal ini dengan Anthony. Si pemain harus menyadari kesalahannya, mengubah, dan meningkatkan kelebihannya. "Contoh yang tadinya satu gim 11-13 kali mati, bisa nggak di bawah 10? Saya rasa ini perjuangan, ini yang mesti dilatih. Coba dicek sama-sama, kalau Anthony menang satu gim dengan satu pemain, pasti kesalahannya di bawah delapan kali, tapi kalau kalah, bisa 11 ke atas kesalahannya. Detailnya lagi 11 ke atas itu matinya di mana? Di kanan apa di kiri? Di depan atau belakang?" jelasnya.

Meskipun demikian, Hendry mengaku optimistis dan senang dengan peningkatan performa Anthony dan juga Jonatan Christie. Jonatan berhasil meraih gelar di kejuaraan New Zealand Open 2019 dan Australia Open 2019. Jonantan dan Anthony juga diharapkan mampu menjadi andalan Indonesia di ajang Blibli Indonesia Open 2019 yang akan digelar bulan depan di Istora Senayan, 16-21 Juli 2019.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement