REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akses warga Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara untuk mendapatkan air bersih guna kebutuhan sehari-hari masih terbatas. Keterbatasan akses air bersih itu karena masyarakat harus membeli dan menghemat penggunaan air.
"Ada semacam depot air, jadi warga membeli air untuk masak, mandi, mencuci dan minum karena airnya (air tanah) sudah tidak mungkin digunakan," kata Kepala Seksi Pemerintahan dan Penertiban Kelurahan Kamal Muara Nur Soleh saat ditemui di Kantor Kelurahan Kamal Muara, Senin (17/6).
Menurutnya, RW 1 dan RW 4 paling membutuhkan akses air bersih dibandingkan empat RW lainnya yang ada di Kelurahan Kamal Muara. "Yang urgent (penting) dua RW itu, karena posisinya nempel dengan pantai dan penduduknya juga paling padat," kata Soleh.
Selain dua RW itu, RW lainnya dinilai masih mudah mendapatkan akses air bersih karena air tanahnya tidak terlalu payau dan bisa mendapatkan akses air dari daerah Pantai Indah Kapuk (PIK). Soleh menyampaikan, warga Kamal Muara akan segera mendapatkan akses air bersih PAM (Perusahaan Air Minum) Jaya melalui Palyja sudah mulai membangun jalur perpipaan untuk suplai air bersih di daerah Jakarta Utara.
Meskipun proyek ini belum usai sejak direncanakan dua tahun lalu, harapan agar segera mendapatkan akses air bersih yang tidak terbatas tersebut tetap dijunjung tinggi oleh pemerintahan setempat. "Mudah-mudahan akhir tahun atau awal tahun 2020 air PAM sudah masuk karena Palyja sudah izin ke kita untuk memakai lahan untuk membangun pipa. Sekarang posisinya sudah di PIK," tutur Soleh.