Senin 17 Jun 2019 17:17 WIB

Akses Air Bersih Warga Kamal Muara Masih Terbatas

Masyarakat harus membeli air untuk masak, mandi, dan mencuci, dari depot air.

Air rob menggenangi permukiman padat penduduk di Kamal Muara, Jakarta Utara, Selasa (1/11).  (Republika/Aditya)
Air rob menggenangi permukiman padat penduduk di Kamal Muara, Jakarta Utara, Selasa (1/11). (Republika/Aditya)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akses warga Kelurahan Kamal Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara untuk mendapatkan air bersih guna kebutuhan sehari-hari masih terbatas. Keterbatasan akses air bersih itu karena masyarakat harus membeli dan menghemat penggunaan air.

"Ada semacam depot air, jadi warga membeli air untuk masak, mandi, mencuci dan minum karena airnya (air tanah) sudah tidak mungkin digunakan," kata Kepala Seksi Pemerintahan dan Penertiban Kelurahan Kamal Muara Nur Soleh saat ditemui di Kantor Kelurahan Kamal Muara, Senin (17/6).

Baca Juga

Menurutnya, RW 1 dan RW 4 paling membutuhkan akses air bersih dibandingkan empat RW lainnya yang ada di Kelurahan Kamal Muara. "Yang urgent (penting) dua RW itu, karena posisinya nempel dengan pantai dan penduduknya juga paling padat," kata Soleh.

Selain dua RW itu, RW lainnya dinilai masih mudah mendapatkan akses air bersih karena air tanahnya tidak terlalu payau dan bisa mendapatkan akses air dari daerah Pantai Indah Kapuk (PIK). Soleh menyampaikan, warga Kamal Muara akan segera mendapatkan akses air bersih PAM (Perusahaan Air Minum) Jaya melalui Palyja sudah mulai membangun jalur perpipaan untuk suplai air bersih di daerah Jakarta Utara.

Meskipun proyek ini belum usai sejak direncanakan dua tahun lalu, harapan agar segera mendapatkan akses air bersih yang tidak terbatas tersebut tetap dijunjung tinggi oleh pemerintahan setempat. "Mudah-mudahan akhir tahun atau awal tahun 2020 air PAM sudah masuk karena Palyja sudah izin ke kita untuk memakai lahan untuk membangun pipa. Sekarang posisinya sudah di PIK," tutur Soleh.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement