Senin 17 Jun 2019 19:19 WIB

Benteng Rohtas Sukses Menahan Gempuran Meriam Utsmaniyah

Benteng Rohtas didasarkan pada arsitektur militer Turki.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Benteng Rohtas
Foto: Wikipedia
Benteng Rohtas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Benteng Rohtas didasarkan pada arsitektur militer Turki. Ketebalan dinding benteng ini merupakan bentuk perlindungan terhadap meriam Turki Usmani yang dikenal sangat besar.

Yang paling menarik adalah kecanggihan dan nilai artistik yang tinggi dari elemen-elemen dekora tifnya, terutama ukiran yang tinggi dan rendah, tulisan kaligra finya dalam marmer dan batu pasir, dekorasi plesternya, dan lantainya yang berlapis kaca.

Baca Juga

Kompleks garnisun dalam bangunan ini terus digunakan hingga tahun 1707. Bangunan ini juga berada di bawah penguasa Kerajaan Durrani dan Sikh masing-masing pada abad ke-18 dan ke-19. Sebuah desa tumbuh di dalam tembok. Masyarakat hidup di sana membina keluarga dan mem bangun nilai kehidupan. Benteng Rohtas adalah unik.

Tidak ada contoh arsitektur militer yang bertahan pada periode ini kecuali Rohtas. Sebanyak 12 gerbang berdiri tegak di sana. Semuanya di bangun dengan batu ashlar (berpakaian dan dipasang). Gerbang Sohail memberikan contoh terbaik batu yang digunakan pada zaman Sher Shah.

Nama itu berasal dari sosok yang dikenal sebagai Sohail Bukhari. Jasadnya dimakamkan di benteng barat daya gerbang. Teori lain menyatakan, gerbang itu dinamai Sohail karena bintang yang muncul di sisi benteng.

Gerbang Shah Chandwali, di namai seperti wali Shah Chand wali yang menolak menerima upah karena bekerja di gerbang ini, menghu bung kan ben teng ke bangunan utama.

Wali ini meninggal ketika bekerja, dan telah dimakam kan di dekat pintu ger bang. Kuil nya masih berdiri sampai hari ini. Gerbang Kabuli terbuka ke barat. Ini adalah gerbang ganda lain. Lebar bukaan nya 3,15 meter (10 kaki). Gerbang Shishi memperoleh namanya dari lantai mengkilat yang indah dan digunakan untuk menghias lengkungan luarnya.

Lantai biru itu merupakan hasil kerajinan terhebat pada masanya. Masih banyak lagi gerbang-gerbang yang menjadi pintu masuk menuju bagian dalam benteng. Situs warisan dunia ini men jadi perhatian masyarakat dan ahli sejarah dari berbagai negara. Mereka datang ke sana untuk meneliti asal usul bangunan dan pemanfaatannya sejak dulu hingga saat ini.

Namun sayangnya, Pemerintah Pakistan kurang memperhatikan situs bersejarah ini karena keterbatasan anggaran. Terlihat dinding benteng yang berwarna kusam tak terawat di berbagai sisi benteng. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement