Selasa 18 Jun 2019 11:15 WIB

6 Kg Emas Raib dari Toko Emas tak Berteralis

Ketiadaan teralis memudahkan para perampok beraksi.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Andi Nur Aminah
Toko penjual perhiasan emas (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Toko penjual perhiasan emas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Enam Kilo Gram Emas Dirampok di Tangerang, Kapolresta: Ketiadaan Teralis Memudahkan Aksi Perampokan

TANGERANG -- Toko Emas Permata yang pada Sabtu (15/6) lalu jadi sasaran aksi perampokan. Kerugian ditaksir senilai Rp 1,6 miliar atau seberat 6 kilogram emas.

Baca Juga

Menurut Kapolresta Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif, ketiadaan teralis di toko emas itu, jadi faktor yang memudahkan pelaku melancarkan aksinya. Kepada pengelola toko emas, Kapolresta menyampaikan agar dipasang teralis atau semacam penghalang. Pemasangan itu menurutnya adalah hal lazim dipasang di toko emas.

"Teralis atau penghalang itu, dapat menyulitkan atau memperlambat pelaku kejahatan dalam melakukan aksinya," kata Sabilul, saat mengunjungi Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Desa Cariu, Balaraja, Tangerang Senin (17/6).

Sabilul menambahkan, teralis juga dapat membantu melindungi pegawai toko emas, karena dengannya dimungkinkan pegawai dapat melakukan tindakan penyelamatan. "Karena akses pelaku terhalang pembatas itu," ujar Kapolresta.

Lanjutnya, pemasangan teralis merupakan partisipasi atau keterlibatan unsur masyarakat dalam menjaga keamanan. Dia mengatakan, hal itu merupakan bagian dari teori mempersulit pelaku kejahatan dalam menjalankan aksinya.

Namun, Kapolresta Tangerang menekankan, ketiadaan teralis belum dapat disimpulkan sebagai penyebab utama toko emas itu dijadikan target. Sampai saat ini kasus ini masih dalam pendalaman. Sementara identitas pelaku sudah dikantongi pihak kepolisian karena saat terjadi perampokan, para pelaku terekam CCTV. "Ada faktor lain yang masih harus kami gali informasinya," terangnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement