REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendidikan madrasah di Indonesia mulai menjadi rujukan dan tempat belajar bagi dunia Internasional. Senin (17/6) kemarin, Kementerian Agama (Kemenag) menerima delegasi dari Filipina yang ingin mengetahui lebih dalam pengelolaan pendidikan madrasah di Indonesia.
Perwakilan delegasi Filipina, Ahmed Abdullah, berterimakasih atas sambutan Kemenag. Kunjungannya ke Indonesia adalah untuk memahami sistem pendidikan madrasah di Indonesia dalam kerangka regulasi.
"Kami ingin belajar di Indonesia demi baiknya sistem pendidikan di Filipina. Kita juga ingin melihat praktik terbaik pendidikan madrasah di Indonesia, tentang management dan unsur pengembangan madrasah," ujar Ahmed dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Selasa (18/6).
Ahmed dan delegasi Filipina menyebut harapannya agar mendapat pembelajaran, tentang sistem madrasah yang terintegrasi dengan pendidikan di Filipina. Pihaknya juga ingin menjelajahi pendidikan madrasah dan percontohan untuk meningkatkan pendidikan di Filipina.
Sekjen Kemenag, M Nur Kholis Setiawan, mengatakan kajian di Madrasah atau lembaga di Pesantren, bisa sebagai satuan pendidikan dan bisa juga sebagai penyelenggara pendidikan. Kedua peran itu berujung pada upaya mengawal moderasi beragama di Indonesia.
"Di madrasah akan diajarkan fikih, Alquran, hadis, akidah, akhlak, sejarah kebudayaan Islam, bahasa Arab. Ini menjadi alasan kita ajarkan bagi anak madrasah rumpun ilmu, sebagai ciri pembeda dari sekolah umum," kata dia.
Nur berharap kunjungan yang dilakukan delegasi Filipina ini bisa menambah informasi dan menjadi oleh-oleh yang bisa dibawa pulang untuk diterapkan di negara mereka.