REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir di Sulawesi Tenggara (Sultra) mengakibatkan korban jiwa. Selasa (18/6), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis sebanyak dua jiwa meninggal dunia akibat mengalami hipotermia.
Kasubdit Pengembalian Hak Pengungsi Kedeputian Penanganan Darurat BNPB Budhi Erwanto mengatakan, tercatat dua bayi meninggal dunia. "Mereka adalah bayi Ibu Herniati umur satu pekan dan Aqila Nisa Ardani umur 12 hari. Info dari posko, mereka meninggal akibat hipotermia dan pendarahan," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (18/6).
Ia membantah bayi-bayi tersebut meninggal akibat kebutuhan dasar seperti selimut yang tidak memadai. Ia mengklaim semua kebutuhan dasar dan permakanan sudah dikirimkan. "Bukan kebutuhan dasar yang kurang, hanya kurang cepat dapat penanganan," ujarnya.
Ia menyebut korban meninggal sudah dimakamkan. Ke depannya untuk mencegah kejadian tragis itu terulang, ia menyebut saat ini sistem penanggulangan sudah terstruktur. Masing-masing pemangku kepentingan dalam satu komando keposkoan sudah melaksanakan kewenangan dan perannya dengan baik.
Selain itu, dia melanjutkan, BNPB telah menambah helikopter. Selain korban tewas, ia menyebut pengungsi masih ada. Ia menyebut 7.963 kepala keluarga (KK)/30.226 jiwa pengungsi yang tersebar di titik pengungsian. Ia menyebut masih terdapat pengungsian mandiri di sepanjang jalan poros Konawe - Kendari Wonggeduku dan Pondidaha. "Total warga terdampak banjir sebanyak 25.561 KK / 89769 jiwa yang tersebar pada 25 kecamatan," katanya.