Selasa 18 Jun 2019 19:49 WIB

Tiga Lokasi Penyimpanan Mushaf Banten

Kesultanan Banten merupakan daerah yang memiliki pengaruh Islam kuat di wilayah Jawa

Masjid Agung Banten
Foto: Republika
Masjid Agung Banten

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesultanan Banten merupakan daerah yang memiliki pengaruh Islam kuat di wilayah Jawa. Untuk itu, wilayah ini dikenal sebagai wilayah terpenting Islam di nusantara setelah Aceh. Pesatnya perkembangan Islam di Banten tidak terlepas dari peran Maulana Yusuf, raja kedua Banten sekaligus putra Sultan Hasanudin, yang menyebarkan Islam di wilayah ini.

Islamisasi di Banten oleh Hasanuddin dilakukan antara lain dengan mendirikan tempat-tempat kajian Islam, seperti masjid dan pesantren. Di tempat-tempat ini Kesultanan Banten mulai menyalin mushaf Alquran melalui orang kepercayaannya bernama Faqih Najmuddin sebagai media dakwah sultan kepada keluarga dan rakyatnya sekitar 1553-an.

Menurut Fadhal AR Bafadhal dan Rosehan Anwar dalam kata pengantar buku Mushaf-Mushaf Kuno di Indonesia, aktivitas penulisan mushaf di Tanah Air berlangsung pada akhir abad ke-13, ketika Kerajaan Samudera Pasai berkuasa.

Berbeda dengan sejumlah daerah lainnya, mushaf Banten masih tersimpan hingga kini di sejumlah lokasi. Berikut di antaranya:

Masjid Agung

Di masjid ini terdapat dua mushaf dengan ukuran naskah yang berbeda. Mushaf pertama berukuran 45 x 30 cm dan mushaf kedua berukuran 30 x 18 cm.  Kondisi dua naskah yang menggunakan kertas Eropa ini sudah rusak dengan kertas yang sudah sangat rapuh dan jilidnya sudah terlepas.

Gaya kaligrafi yang digunakan adalah Naskhi mendekati Muhaqqaq dengan kualitas yang cukup baik yang ditulis oleh Faqih Najmuddin pada 1553.

Makam Sultan Maulana Yusuf

Di kompleks makam Sultan Maulana Yusuf juga terdapat dua mushaf dengan ukuran yang berbeda. Kondisi mushaf pertama yang memiliki ukuran naskah 49 x 30 cm itu tidak jauh berbeda dengan mushaf yang tersimpan di Masjid Agung Banten mulai dari penggunaan kertas, tinta, sampai tulisan.

Sementara, mushaf kedua dengan ukurannya 45 x 30 cm, keadaanya lebih buruk karena pinggiraannya sudah dimakan rayap. Khat musfah ini menggunakan khat Naskhi yang sederhana. Tidak ada identitas penulis dan tahun, tapi di bagian belakang mushaf tertulis: Quran iki waqaf ing Masjid Agung Kiyai Faqih Najmuddin.

Makam Pengeran Mas

Sementara, naskah mushaf yang tersimpan di kompleks makam Pangeran Mas berukuran 39 x 25 cm. Kondisi mushaf lebih baik dan lengkap 30 juz, tapi untuk bagian awal dan akhir telah hilang.

Tebal mushaf ini sekitar 10 cm dengan jilid kulit. Tidak seperti mushaf dari Banten yang lain, mushaf ini dilengkapi dengan bacaaan qiraat sab'ah dan di tepi luar halamannya ditulis dengan tinta biru dan merah serta gaya tulisan kaligrafi Naskhi sederhana. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement