REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis kebutuhan pengungsi bencana banjir di Sulawesi Tenggara (Sultra). Pengungsi masih memerlukan perlengkapan logistik, penyediaan air bersih, hingga mandi cuci kakus (MCK).
Kasubdit Pengembalian Hak Pengungsi Kedeputian Penanganan Darurat BNPB Budhi Erwanto mengatakan, 7.963 kepala keluarga (KK)/30.226 jiwa pengungsi tersebar di titik pengungsian. Selain itu, ia menyebut masih terdapat pengungsian mandiri di sepanjang jalan poros Konawe-Kendari Wonggeduku dan Pondidaha.
"Hingga per Senin (17/6), kebutuhan mendesak pengungsi adalah sandang, selimut, tikar, logistik, obat-obatan, kelambu, genset, alat komunikasi untuk daerah terisolir (HT), penyediaan air bersih, MCK darurat," katanya saat dihubungi, Selasa (18/6).
Meski masih memerlukan kebutuhan mendesak, ia mengklaim pemerintah tidak lepas tangan.
Ia menyebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe bersama OPD, TNI/polri, relawan melakukan distribusi logistik di delapan kecamatan dan delapan desa dengan menggunakan angkutan darat, berjalan kaki dan perahu karet. BNPB juga memberikan bantuan berupa selimut 1.750 lembar, matras 700 lembar, family kit 50 paket, kids ware 30 paket, tenda gulung 30 unit. Kemudian pelayanan kesehatan (YanKes) Kabupaten Konawe beserta relawan untuk warga terdampak melakukan pelayanan kesehatan secara rutin di semua titik lokasi bencana dan pengungsian.
"Jadi logistik dan kebutuhan cukup tersedia," ujarnya.
Curah hujan di lokasi bencana mulai berkurang. Tim petugas terus berupaya menyisir dan memulihkan akses. Ia menyebut tim SAR TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), relawan bencana menyisir lokasi Kecamatan Latoma melalui jalur sungai dengan menggunakan perahu karet mesin 40pk.
Dinas PU Kabupaten Konawe, Balai Besar Wilayah Sungai, dan jalan dan pihak swasta di Konawe untuk mengoptimalkan alat berat di Kabupaten Konawe. Tim Balai Jalan dan Irigasi Wilayah IV telah berupaya menimbun jalan yang terputus di Jembatan rahabangga.
Ia menambahkan, diusahakan tiga-empat hari sudah dapat difungsikan tetapi dengan kapasitas berat maksimal enam ton. Kemudian alat berat sebanyak satu unit dikerahkan oleh Dinas PU Kabupaten Konawe.