REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Perkembangan pembangunan Masjid Taman Sriwedari mengalami perlambatan. Hal itu dikarenakan seretnya pemasukan anggaran untuk pembangunan. Akibatnya, target penyelesaian pembangunan diundur tiga bulan.
Konsep Masjid Taman Sriwedari sejak awal menggunakan dana bantuan atau hibah dari masyarakat, baik perseroangan maupun instansi berupa tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).
Manajer Proyek Pembangunan Masjid Taman Sriwedari, Agung Budiarto, mengungkapkan, awalnya, pembangunan Masjid Taman Sriwedari ditargetkan selesai pada Juni 2020 atau tepat dua tahun dimulainya pembangunan yakni Juni 2018. Namun, karena adanya perlambatan, maka diputuskan target pembangunan selesai pada September 2020.
"Hal ini sudah kami sampaikan kepada panitia pembangunan Masjid Taman Sriwedari," ucqpnya kepada wartawan di Loji Gandrung, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Senin (17/6) malam.
Agung menjelaskan, perlambatan proses pembangunan serta diundurnya tenggat dikarenakan persoalan dana. Semestinya, pembangunan akan berjalan normal jika dana bisa terkumpul. Namun, karena sumber dana dari CSR, prosedur CSR biasanya panjang.
"Dana yang tersedia baru ada Rp 26,5 miliar dari kebutuhan Rp 165 miliar. Sedangkan progres kami saat ini sudah 40,07 persen," ungkapnya.
Jika dikomparasi secara rupiah, lanjutnya, progres terpasang pembangunan masjid sudah lebih dari Rp 70 miliar. Sehingga, defisitnya sudah di atas Rp 40 miliar. Angka tersebut sudah melebihi batas wajar defisit sebesar 20 persen. Agar defisit anggaran tidak semakin lebar, maka pelaksana proyek melakukan pelambatan.