Selasa 18 Jun 2019 21:10 WIB

PBB Minta Internasional Bantu Pengungsi Venezuela

Lembaga bantuan untuk pengungsi Venezuela kekurangan dana.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nur Aini
Warga mengantre air bersih dan pil pemurni air saat bantuan kemnausiaan pertama Palang Merah tiba di Caracas, Venezuela, Selasa (17/4).
Foto: AP Photo/Ariana Cubillos
Warga mengantre air bersih dan pil pemurni air saat bantuan kemnausiaan pertama Palang Merah tiba di Caracas, Venezuela, Selasa (17/4).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta komunitas internasional untuk memperkuat dukungan mereka kepada negara-negara seperti Peru, Kolombia, dan Ekuador. Negara-negara itu berbagi beban arus pengungsi yang datang dari Venezuela.

"Hingga saat ini, Perencanaan Respons Regional untuk Pengungsi dan Migran dari Venezuela masih sangat kekurangan dana. Hampir 79 persen dari persyaratan pendanaan (580 juta dolar AS) masih belum terpenuhi," kata PBB dalam sebuah pernyataan dilansir dari laman Anadolu Agency, Selasa (18/6).

Baca Juga

PBB juga menyebutkan, badan pengungsi PBB, UNHCR, mengirim tim tambahan ke perbatasan antara Peru dan Ekuador untuk mendukung pemerintahnya. Dalam proses ini, ada lebih dari 15 ribu migran Venezuela memasuki Peru pada pekan ini.

Kepala UNHCR di Peru, Federico Agusti mengatakan, banyak orang yang rentan menghadapi situasi sekarang. Hal itu mengingat, ada ribuan warga Venezuela yang melintasi perbatasan di provinsi Tumbes di Peru barat laut. Bahkan beberapa di antara mereka sudah berjalan kaki selama 30 hingga 40 hari melalui berbagai negara di wilayah tersebut.

"Kami melihat orang yang menderita kekurangan gizi atau dehidrasi dan orang dengan masalah medis. Semakin banyak, keluarga dengan anak-anaknya," kata Agusti.

Agusti menambahkan, jumlah total pengungsi dan migran Venezuela di Peru sekarang mencapai sekitar 800 ribu orang. Total hingga saat ini, Peru telah menerima lebih dari 280 ribu permohonan suaka oleh warga Venezuela dan memberikan izin tinggal sementara kepada lebih dari 390 ribu orang Venezuela.

Pada 8 Juni lalu, Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengumumkan pembukaan kembali perbatasan Venezuela-Kolombia yang telah ditutup sejak 22 Februari. Venezuela telah diguncang protes sejak Januari 2019, ketika Maduro dilantik untuk masa jabatan kedua setelah pemungutan suara yang diboikot oleh oposisi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement