Rabu 19 Jun 2019 08:10 WIB

Anak-Anak NTT Jadi Bintang Rumah Merah Putih

Ari Sihasale sengaja memberi kesempatan berperan ke anak-anak NTT.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Pasangan sineas, Ari Sihasale dan Nia Zulkarnain.
Foto: Antara
Pasangan sineas, Ari Sihasale dan Nia Zulkarnain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ari Sihasale membawa anak-anak daerah berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk film terbaru berjudul Rumah Merah Putih. Bahkan, anak-anak tersebut menjadi pemeran utama dari film yang diambil di perbatasan antara Nusa Tenggara Timur dengan Timor Leste itu.

"Kita harus berikan kesempatan, jangan anak-anak ibu kota saja buat main akting, tapi anak di perbatasan NTT juga punya bakat luar biasa dan harus didukung," ujar sutradara film itu ketika berbicara pada media.

Seluruh pemeran anak-anak berasal dari daerah di NTT. Untuk dua karakter utama yaitu Farel Amaral dan Oscar Lopez diberikan kepada Petrick Rumlaklak dan Amori De Purivicacao yang berasal dari Kabupaten Belu dan Kupang.

Pemilihan anak-anak daerah ini, menurut Ari, merupakan kebiasaan pada setiap film yang digarap oleh Alenia Pictures. Terlebih lagi, bakat-bakat anak daerah nyatanya tidak kalah dengan anak yang berada di kota-kota besar, hanya saja kesempatan mereka yang tidak mudah.

Untuk menggarap film yang akan tayang 20 Juni ini, Ari melakukan audisi bagi anak-anak NTT. Kemudian, mereka pun diberikan pemahaman seputar proses dalam pembuatan film, termasuk istilah-istilah yang digunakan, seperti action ketika pemeran memulai adegan atau cut untuk mengakhirinya.

"Mereka belum pernah main di film apapun, bahkan baru pertama berada di depan kamera dan melihat proses syuting," ujar Ari.

Produser Rumah Merah Putih Nia Zulkarnaen mengatakan, tim mereka memang sengaja menyisihkan waktu untuk menemukan pemeran anak-anak dari NTT. Setelah menemukan pemeran-pemeran yang cocok, mereka pun mengatakan lokakarya di kota Atambua, NTT.

"Kita biasanya lokakarya di Jakarta, tapi kita tidak mau menghilangkan keasliannya dan akhirnya orang-orang yang dari Jakarta meluangkan waktu untuk ke Belu," ujar Nia.

Selain pemain anak-anak yang berasal dari NTT, beberapa aktor profesional pun terlibat. Pevita Pearce, Yama Carlos, Shafira Umm, Abdurahman Arif, dan Dicky Tatipikalawan pun ikut terlibat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement