REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Sumatera Barat Ian Hanafiah mengatakan sejak harga tiket pesawat dalam negeri naik cukup drastis, warga Sumbar lebih suka berwisata keluar negeri. Sebab, biaya berlibur terutama untuk biaya ongkos pesawat seperti ke Kuala Lumpur, Malaysia, Bangkok, Thailand lebih murah ketimbang berkunjung ke objek wisata dalam negeri seperti ke Bali.
"Dengan kondisi itu, pastinya masyarakat Sumbar lebih memilih berwisata ke luar negeri dibanding dalam negeri," kata Ian, Rabu (19/6).
Ian menyampaikan perbandingan harga yang harus dikeluarkan masyarakat untuk berlibur di dalam dan di luar negeri sekitar 20 persen hingga 30 persen. Destinasi favorit warga Sumbar menurut Ian adalah Kuala Lumpur, Bangkok dan Turki.
Kini menurut Ian warga Sumbar sekarang tidak hanya ke luar negeri sekedar jalan-jalan atau liburan. Tapi mereka juga melakukan pertemuan, rapat-rapat penting dan rapat koordinasi organisasi, sampai reunian dan arisan di luar negeri seperti Kuala Lumpur.
Menurut Ian, fakta ini harus jadi perhatian pemerintah supaya kondisi pariwisata Sumbar dan Indonesia secara umum tidak semakin anjlok. Karena kenyataannya pasar wisata di Indonesia secara perlahan diambil alih oleh beberapa negara tetangga.
Bahkan untuk destinasi bulan madu di mana Bali sejak dulu jadi favorit warga Indonesia kini justru beralih ke Maladewa.
Ian menjelaskan biaya paket perjalanan dari Padang ke Kuala Lumpur dan ke Seoul, Korea Selatan dapat ditempuh dengan biaya Rp 3,5 juta sampai Rp 4 juta dengan maskapai Garuda. Sedangkan untuk destinasi ke Bali dari Padang, biaya yang dikeluarkan Rp 4 juta dengan maskapai Lion Air dan Rp 7 juta dengan maskapai Garuda.
"Ini harus jadi perhatian bagi pemerintah. Jika ini dibiarkan maka akan lebih memperburuk dunia pariwisata Sumbar khususnya dan Indonesia secara luas," ujar Ian.