REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Kelompok hak sipil Muslim menuntut adanya penyelidikan terkait perempuan Muslim di negara bagian Texas yang mengaku mendapat pelecehan karena mengenakan jilbab di kedai kopi Starbucks. Perempuan tersebut bernama Nur Ashour.
Ashour dalam akun twitter-nya, menyampaikan, dia diserang secara verbal dan fisik oleh seorang wanita, dan tidak ada seorang pun di toko yang datang untuk membantu. Ia mengaku mendapat pelecehan oleh wanita itu karena menggunakan jilbab. Saat kejadian, semua orang di kedai diam dan tidak berupaya mencegah.
"Dia (wanita itu) melemparkan sesuatu ke wajah saya dan mengatakan hal-hal mengerikan. Seandainya perannya dibalik, saya jamin reaksinya akan berbeda," kata Ashour dalam serangkaian cicitannya yang menyebar, dilansir dari Anadolu Agency, Rabu (19/6).
Ashour menyampaikan, saat itu dia sedang bersama anak-anaknya yang berusia tiga tahun dan delapan bulan. Kemudian Ashour berlari keluar dan menemukan seorang penjaga keamanan. Tetapi wanita yang menyerang Ashour mengatakan kepada petugas, "Saya tidak tahu apa masalahnya, dia melempar barang ke wajah saya."
Ashour menimpalnya dengan mengatakan bahwa wanita tersebut telah berbohong. Kelompok hak-hak sipil Muslim terbesar di negara itu menyerukan agar otoritas negara bagian dan federal melakukan penyelidikan dan mendesak siapa pun yang mengetahui apa yang terjadi untuk menghubungi polisi.
"Kejahatan kebencian sedang meningkat di seluruh Amerika Serikat, termasuk di sini di Dallas," kata kepala Dewan Hubungan Islam Amerika Dallas/Forth Worth (CAIR-DFW), Ekram Haque, dalam sebuah pernyataan. Namun, juru bicara Starbucks mengatakan, jenis perilaku diskriminatif ini jelas tidak dapat diterima di kedai kopinya. "Ketika mitra kami (karyawan) melihat sesuatu, mereka bergerak cepat untuk mengatasinya," kata juru bicara itu.