REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) Nurani Indonesia di Gaza menggelar wisuda angkatan ketiga, Ahad (16/6). TK tersebut merupakan hasil sumbangan masyarakat Indonesia untuk warga Palestina.
Acara wisuda itu dihadiri para wali murid, dan pendiri TK Nurani Indonesia di Gaza, Abdillah Onim bersama anak dan istrinya.
Acara wisuda diawali pembacaan ayat suci Alquran, pembacaan hadis oleh wisudawan dilanjutkan dengan pemutaran lagu Indonesia Raya. Pada saat menyanyikan lalu Indonesia Raya, seluruh hadirin dipersilakan berdiri sebagai bentuk penghormatan bagi Indonesia.
Direktur TK Nurani Indonesia, Wafa Hils mengatakan, ini merupakan wisuda angkatan ketiga sejak TK ini didirikan. Angkatan ini diberi nama “Al-Hurriyah (Kemerdekaan)” yang berjumlah 85 orang murid.
“Dua angkatan lainnya yang diwisuda dua tahun sebelumnya, masing-masing diberi nama angkata Al-Aqsa dan angkatan Al-Karamah (kemuliaan),” kata Wafa dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (19/6).
Seorang wisudawan tampil di panggung.
Wafa mengungkapkan, rona kebahagiaan terpancar jelas dari mata para orang tua wali saat menyaksikan keberhasilan anak-anak mereka di bangku sekolah. “Bagaimana tidak, mereka adalah harapan masa depan bangsa Palestina,” ujarnya.
Ia menjelaskan, penerimaan murid baru TK Nurani Indonesia dilakukan dengan sangat terbuka. Walaupun memang diutamakan untuk anak-anak yatim dan keluarga miskin. Mereka yang diterima akan dibebaskan dari biaya sekolah.
Selain itu mereka juga diberikan berbagai jenis bantuan sesuai dengan kebutuhan hidup di Gaza. “Termasuk uang jajan, biaya pembelian buku, uang transportasi, pakaian musim dingin dan makanan serta bantuan-bantuan lainnya,” paparnya.
Wafa berharap anak-anak didiknya dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah dasar. Mereka pun diharapkan dapat tumbuh sesuai nilai-nilai Islam dan akhlak yang telah ditanamkan selama berada di TK Nurani. Ia optimis mereka akan menjadi generasi terbaik yang akan membanggakan bangsa, agama dan umat.
Di akhir kata sambutannya, Direktur TK Nurani tersebut mengucapkan terima kasih dan apresiasi terbesanya untuk warga Indonesia yang telah mengulurkan tangan mulianya demi menyelamatkan masa depan anak-anak Gaza. Ia berharap semoga Allah membalas kebaikan saudara –saudara mereka Muslimin dan masyarakat di Indonesia.
Seremonial pelepasan siswa tersebut juga diisi dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dan Hadis. Serta atraksi kebolehan murid dengan pembacaan puisi/syiir yang dibawakan oleh para siswa.
Anak-anak Gaza tersebut terlihat sangat bahagia dan antusias. Mereka turut mendoakan dan mengucapakan terima kasih untuk seluruh guru dan semua yang terlibat di TK Nurani. Terutama warga Indonesia yang tiada hentinya mengirimkan bantuan untuk mereka.
Salah satu wali murid, Athaf Nabhan, merasa sangat bersyukur anaknya dapat belajar di Sekolah TK Nurani. Ucapan terima kasih ia sematkan kepada seluruh pengurus, terkhusus untuk Abdillah Onim , atas semua dedikasi dan bantuannya, untuk TK Nurani dan warga Palestina.
Suasana wisuda angkatan ketiga TK Nurani Indonesia di Gaza.
Sekolah TK Nurani Indonesia di bawah koordinasi lembaga amal yaitu Yayasan Nusantara Palestina Center (NPC). Yayasan tersebut didirikan oleh Abdillah Onim, akrab disapa Bang Onim. Ia bertugas menyalurkan bantuan untuk warga Palestina yang hidup melarat di bawah blokade Israel. Lembaga-lembaga amal tersebut berjalan berkat bantuan umat Islam Indonesia, di bawah pengawasan langsung Abdillah Onim.
Acara ditutup dengan pembagian ijazah dan foto bersama serta ramah tamah bersama Abdillah Onim dan wisudawan. “Kami selaku pengelola dan pendiri Yayasan NPC mengucapkan jazakallahu khairan kasiran kepada seluruh rakyat Indonesia, seluruh donatur dan LSM di Indonesia yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk menjalankan amanah di Palestina,” ungkap Abdillah Onim.
Ia mengemukakan, sejak 13 tahun lalu, warga Gaza mencoba bertahan hidup di bawah blokade Israel. Selama periode tersebut tiga perang besar telah mereka lalui. Ditambah dengan gempuran dan serangan lainnya yang terjadi setiap waktu. Selain ditinggal orang tua, anak-anak Gaza juga kehilangan masa depan akibat hancurnya rumah sekolah dan anjloknya ekonomi warga.
Blokade tersebut telah menjadikan Gaza sebagai wilayah dengan jumlah penganguran tertinggi di dunia, yang mencapai angka 80 persen. Kehidupan warga bertambah sulit seiring penarikan diri Amerika Serikat sebagai salah satu donatur UNRWA. “Badan PBB yang bertugas memperhatikan para pengungsi itu merupakan harapan terakhir warga Gaza untuk melanjutkan kehidupan mereka,” kata Abdillah Onim.