REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Moda Raya Terpadu (MRT) merupakan salah satu tulang punggung pilar penyambung seluruh moda transportasi umum di ibu kota. "Kita semua menyadari ini penting bagi bangsa Indonesia terutama dalam hal transportasi," katanya, Rabu malam (19/6).
Ia mengatakan pemerintah ingin mengintegrasikan seluruh moda transportasi umum di Jakarta mulai dari rute, pola pembayaran, tiket serta manajemennya. Dengan begitu, diharapkan seluruh warga Jakarta bisa menggunakan transportasi umum untuk menekan angka kemacetan di ibu kota.
"Jika itu bisa diterapkan maka akan banyak lagi warga Jakarta yang menggunakan moda transportasi umum," katanya.
Ia juga membandingkan 20 tahun lalu 49 persen warga DKI Jakarta menggunakan moda transportasi umum. Namun, saat ini angka tersebut turun menjadi 25 persen.
"Kita tidak boleh membiarkan angka itu terus menurun," katanya.
Anies mengaku pemerintah ingin membalikkan 75 persen warga yang menggunakan kendaraan pribadi beralih ke moda transportasi umum. Pada 2030 diharapkan 75 persen masyarakat DKI Jakarta yang menggunakan kendaraan pribadi beralih ke kendaraan umum dan hanya 25 persen masyarakat menggunakan kendaraan pribadi.
"Itu artinya kerja keras untuk membangun dan mengintegrasikan perlu dilakukan," katanya.
PT MRT Jakarta menargetkan pembangunan fase 2 MRT Jakarta Koridor Bundaran HI sampai dengan Kota selesai pada 2024. Nilai total anggaran yang disiapkan untuk pembangunan proyek fase 2 MRT tersebut sebesar Rp 22,5 triliun yang seluruhnya merupakan pinjaman lunak dari Jepang.