Kamis 20 Jun 2019 09:34 WIB

Konsep Pembangunan Kota Bogor Menjauh dari Istana Presiden

Rencana pembatasan di tengah kota itu sudah dimuat dalam RPJMD Kota Bogor 2015-2019.

 Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Bima Arya Sugiarto menegaskan konsep arah pembangunan Kota Bogor akan menjauh dari tengah-tengah kota dan Istana Presiden. Bima yang menjabat pada periode kedua menjabat sebagai wali kota bogor itu mengatakan pembangunan akan mengarah ke utara kota itu.

"Pusat kota itu sekarang Istana Bogor, Kebun Raya, dan balai kota itu di situ. Tetapi aktivitas perdagangan bisnis tuh bergeser ke utara sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)," ujar dia di Bogor, Kamis (20/6).

Baca Juga

Dia menjelaskan rencana pembatasan di tengah kota itu sudah dimuat dalam RPJMD Kota Bogor 2015-2019. Kemudian, rencana akan kembali diperkuat menggunakan sistem zonasi yang bakal dimuat dalam RPJMD Kota Bogor 2019-2024.

"Ada wilayah pelayanan Kota Bogor, jadi kan selama ini Kota Bogor berantakan karena tidak ada zonasi, tidak ada ketegasan untuk mengatur zonasi dan mengatur wilayah pelayanan," kata politikusPartai Amanat Nasional (PAN) itu.

Ia mengklaim sejak masa jabatannya pada 2015, perizinan di Kota Bogor sudah diperketat antara wilayah pelayanan, jasa perdagangan, kantor pemerintahan, ataupun permukiman untuk di berdiri di tengah kota. "Nah ke depan kita arahkan ada pengurangan beban di pusat kota. Jadi wilayah tengah ke depan hanya akan fokus kepada aspek heritage dan pemerintahan. Untuk perdagangan tidak cocok lagi," ujar dia.

Karena itu, kata dia, pembangunan akan difokuskan ke arah utara Kota Bogor, mulai dari perdagangan hingga permukiman. "Udah lima tahun ini izin diperketat. Sejak zaman saya enggak ada saya menandatangani hotel lagi. Itu kan sisa sisa masa lalu jadi diperketat dan lain-lain angkot juga akan dikurangi," ujar Bima.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement