REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia mencatat aliran modal asing yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 130,24 triliun secara year to date. Aliran modal asing terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 72,96 triliun dan saham Rp 58,95 triliun.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan aliran modal asing yang masuk ke Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini lantaran persepsi para investor asing ke Indonesia semakin membaik.
“Tercatat, Credit Default Swap (CDS) turun dari 101,94 menjadi 87,9. Lalu, dalam minggu terakhir memang investor net beli dan minggu lalu ada lelang SBN, serta minggu ini terjadi aliran modal asing yang masuk,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (21/6).
Menurutnya selama tiga hari aliran modal asing yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 23,6 triliun, di antaranya terdiri dari saham sebesar Rp 22,6 triliun. “Data transaksi 17 sampai 20 Juni 2019 khususnya masuknya ke SBN,” ucapnya.
Sementara itu Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah kembali menguat, yakni 0,04 persen sampai 19 Juni 2019 secara point to point dibandingkan dengan level akhir Mei 2019, dan 0,69 persen secara rerata dibandingkan level Mei 2019. Perkembangan positif pada Juni 2019 didorong persepsi terhadap prospek ekonomi Indonesia yang tetap baik, termasuk peningkatan sovereign rating Indonesia oleh Standard and Poor’s (S&P), di samping prakiraan arah kebijakan moneter global yang melonggar.
“Kondisi ini pada gilirannya mendorong kembali aliran masuk modal asing dan memperkuat Rupiah,” ungkapnya.
Ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar Rupiah akan bergerak stabil sesuai dengan mekanisme pasar yang tetap terjaga. Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik di pasar uang maupun valas.