REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putra Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali, Mohamad Irfan Ali, meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal sepeda motor besar saat mengikuti touring sepeda motor Adventure Touring Nostalgia (ATN) di Namibia, Afrika.
Penyebab kematian Mohammad Irfan Ali disampaikan dalam keterangan tertulis dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Windhoek, Jumat (21/6).
Rombongan tim ATN dari Indonesia yang dipimpin Komjen Pol (P) Nanan Soekarna (mantan Wakapolri) melakukan kegiatan touring dengan motor besar ke Afrika pada 11-29 Juni 2019 dengan rute Cape Town, Afrika Selatan- Namibia-Botswana-Zimbabwe-Zambia.
Pada 16 Juni, rombongan touring tersebut masuk ke wilayah Namibia dan menjelajah ke gurun dan padang savana di beberapa kota di Namibia.
Pada 19 Juni sekitar pukul 11.47 (waktu setempat), KBRI Windhoek menerima kabar bahwa telah terjadi kecelakaan tunggal, yakni dua orang pengendara jatuh dari sepeda motor besar saat rombongan touring di daerah Naukluf National Park, yang berjarak 294 kilometer dari kota Windhoek.
Dilaporkan dua korban kecelakaan bernama Endyk Bagus Musdyantoko (Endyk) yang menderita luka-luka dan putra Ketua MA, Mohamad Irfan Ali. Akibat kecelakaan tersebut, Irfan menderita patah leher yang menyebabkannya meninggal dunia.
Setelah kecelakaan, mobil ambulan dan polisi setempat membawa kedua korban kecelakaan menuju rumah sakit terdekat dari tempat kejadian perkara, yakni Maltahohe hospital. Kemudian, korban dipindahkan ke rumah sakit Mariental yang berjarak 200 kilometer.
Pihak KBRI Windhoek segera memproses pemulangan jenazah putra Ketua MA itu setelah proses administrasi tuntas. Jenazah Mohamad Irfan Ali sekarang ini sedang dalam proses pemulangan ke Jakarta dari Afrika Selatan.
Mohamad Irfan Ali merupakan putra pertama Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali yang lahir pada 11 November 1978. Almarhum yang merupakan salah satu komisaris perusahaan Telkomsel itu meninggalkan istri dan tiga orang anak.