REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT -- Tim DVI Polda Sumatra Utara hingga Jumat malam masih mengumpulkan data ante mortem untuk proses identifikasi korban tewas saat kebakaran terjadi di pabrik perakitan pemantik api (biasa disebut mancis), di Jalan Tengku Amir Hamzah, Desa Sambirejo, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.
Dari 30 korban kebakaran, sebanyak 23 keluarga yang sudah mencocokkan data antemortem, mulai dari ciri korban, seperti bentuk tubuh dan ciri lain agar jenazah mudah diidentifikasi.
"Kita masih mengumpulkan data antemortem dari keluarga korban. Ini masih mengambil sampel untuk pemeriksaan DNA. Karena mengingat kondisi jenazah luka bakar yang cukup serius," kata Kasubdit KespolPolda Sumatera Utara, AKBP Jauhari Ginting, di RS Bhayangkara, Medan.
Ia mengatakan, terhadap keluarga korban diambil sampel DNA untuk dibandingkan dengan sampel DNA yang diambil dari jenazah. "Sampel DNA bisa diambil dari anaknya atau orangtuanya," katanya.
Saat ini sudah ada beberapa jenazah yang diotopsi. Sedangkan, untuk sampel DNA dari keluarga belum semuanya masuk.
Ginting menyarankan agar keluarga korban yang belum memberikan keterangan diharapkan segera datang ke RS Bhayangkara, Medan, untuk berikan keterangan berupa ciri-ciri khusus korban maupun untuk ambil sampel DNA dari keluarga yang garis vertikal.
"Jadi kalau yang kita cari ibunya, bisa dari anaknya. Kalau yang kita cari anaknya, bisa dari ibu atau ayahnya. Sejauh ini sudah ada 23 keluarga korban yang melaporkan data antemortem," ujarnya.