REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ernest Prakasa mengaku sempat gugup dan khawatir terhadap aktor-aktor yang akan bermain di proyek film terbarunya, Imperfect: Karir, Cinta, dan Timbangan. Sebab, kedua pemeran utama yaitu Reza Rahadian dan Jessica Mila baru pertama kali akan beradu akting dalam sebuah film.
Mila sempat mengaku gugup saat akan beradu akting dengan Reza. Melihat hal ini, Ernest juga khawatir Mila akan tak optimal.
“Karena Mila sudah pengen banget kerja bersama Reza jadi jujur waktu first reading gue agak takut. Jangan-jangan pas ketemu Reza ntar malah gelagapan,” kata Ernest saat konferensi pers di Jakarta Selatan, Kamis (20/6).
Hingga pada saat first reading, Ernest bertanya-tanya kepada istrinya, Meira Anastasia. Ernest seakan tak yakin dengan performa Mila yang akan dihadapkan dengan Reza. Namun di luar dugaan, ternyata Mila menjalankan first reading bersama Reza dengan sangat optimal.
Reza bukan pertama kalinya bekerja sama dengan Ernest untuk membuat film. Setelah sempat terekam dalam satu adegan di film Rudy Habibie, Ernest mengajak Reza untuk memerankan dia sendiri dalam film yang diangkat dari buku yang ditulis oleh Meira itu.
Reza mengatakan tak ada tuntutan secara khusus dalam memerankan Ernest dalam film ini. “Karena itu sudah menjadi kewajiban kami berdua untuk menghidupkan karakter ini,” kata aktor peraih Piala Citra itu.
Ernest dan Meira, kata Reza, juga telah mendeskripsikan secara jelas bagaimana karakter masing-masing tokoh. Menurutnya, keduanya sangat terbuka akan masukan dan ide yang tiba-tiba muncul pada saat first reading.
Sementara, dalam film ini, Reza belum bisa memastikan apakah penampilannya akan berubah mirip menjadi Ernest dengan menggunakan tata rias wajah. Meskipun tata rias untuk mendukung penampilan juga penting, namun, hal yang lebih penting adalah bagaimana dia menyampaikan pesan dan karakter Ernest dengan baik dan jujur.
“Saya lebih sibuk memikirkan sejujur apa saya bisa memainkan dan bawa karakter ini sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Ernest dan Meira sebagai penulis bukunya. Itu yang sebetulnya lebih menjadi PR daripada memikirkan eksternalnya,” ungkap dia.