Sabtu 22 Jun 2019 16:45 WIB

70 Orang Keracunan Makanan di Cianjur, 2 Orang Meninggal

Keracunan massal dipicu konsumsi ikan pindang pada Rabu (19/6).

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nur Aini
Keracunan massal (ilustrasi)
Foto: Antara
Keracunan massal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Puluhan warga di Desa Jayagiri Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur mengalami keracunan makanan massal. Dampaknya hingga kini sebanyak 70 orang mengalami gejala keracunan dan dua orang di antaranya meninggal dunia.

Informasi yang diperoleh menyebutkan, keracunan massal tersebut terjadi setelah warga mengonsumsi makanan ikan pindang yang dijual pedagang pada saat kenaikan kelas di SDN Ciseureuh Desa Jayagiri pada Rabu (19/6) lalu. Warga mulai mengalami gejala keracunan seperti mual-mual, muntah, pusing, dan lemas pada Jumat (21/6).

Baca Juga

‘’Korban keracunan sebagian besar dirawat di Puskesmas Sindangbarang,’’ kata Kapolsek Sindangbarang AKP Nandang kepada wartawan Sabtu (22/6). Petugas baru mendapatkan informasi keracunan massal pada Sabtu pagi.

Selanjutnya, kata Nandang, petugas melakukan pengecekan ke lokasi dan mendapatkan data jumlah korban keracunan bertambah banyak. Selain itu, data sementara menunjukkan ada dua orang meningga dunia diduga akibat keracunan makanan. 

Dua orang yang meninggal dunia yakni Ahmad Sadili (56 tahun) dan Rindi (11 tahun). Sementara puluhan korban lainnya mendapatkan perawatan di puskesmas. Namun, ada sebagian korban lainnya yang membaik kondisinya dan diperbolehkan pulang.

Dari hasil penyelidikan sementara, ungkap Nandang, penyebab terjadinya keracunan berasal dari makanan ikan pindang. Makanan tersebut dijual pedagang yang berada di sekitar lokasi kenaikan kelas di SDN Ciseureuh Desa Jayagiri, Rabu (19/6). Sebabnya, para korban keracunan memakan ikan tersebut.

Kini, kata Nandang, petugas masih berupaya memastikan penyebab dari keracunan tersebut. Salah satunya dengan memintai keterangan dari sejumlah saksi baik warga maupun korban.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Tresna Gumilar menerangkan, dinkes sudah menurunkan tim untuk mengecek langsung ke lokasi keracunan. ‘’Kami fokus untuk menangani kondisi kesehatan korban keracunan,’’ kata dia.

Selain itu, kata Tresna, petugas memastikan penyebab terjadinya keracunan massal dengan mengambil sampel makanan dan muntahan korban. Nantinya, sampel tersebut akan dibawa dan diperiksa di laboratorium. 

Data sementara menyebutkan 41 orang korban keracunan sudah ditangani tim medis puskesmas. Dari jumlah itu yang masih mendapatkan penanganan medis secara intensif sebanyak empat orang.

Terkait korban meninggal dunia, kata Tresna, dinkes masih harus memastikan secara pasti penyebabnya. ‘’ Apakah benar meninggal karena keracunan atau ada penyebab lainnya,’’ kata dia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cianjur, Neneng Efa Fatimah menambahkan, gejala keracunan yang dialami warga berlangsung dua hari setelah mengonsumsi makanan. ‘’Dari fakta itu diduga penyebab dari bakteri di makanan,’’ kata dia.

Makanan yang disajikan dinilainya tidak higienis atau tidak layak dikonsumsi. Namun kini petugas masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement