Sabtu 22 Jun 2019 19:40 WIB

Duka Mendalam Keluarga Korban Kebakaran Pabrik Korek Api

Kebakaran pabrik korek abi menyisakan duka mendalam keluarga korban.

Petugas kepolisian melakukan identifikasi lokasi kebakaran pabrik korek api di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Jumat (21/6/2019).
Foto: Antara/HO
Petugas kepolisian melakukan identifikasi lokasi kebakaran pabrik korek api di Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Jumat (21/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT— Luka mendalam dirasakan keluarga korban pascaterbakarnya industri rumahan perakitan mancis di Dusun IV Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat yang menewaskan 30 orang pekerjanya dan anak-anak.

Afriandika, suami dari Rita Susanti yang merupakan salah satu korban terbakarnya industri rumahan perakitan mancis tersebut yang ditemui, Sabtu (22/6), menyebutkan dirinya sama sekali tidak memiliki firasat apapun jika istrinya harus mengalami peristiwa tragis itu. "Tak ada sama sekali firasat apapun," katanya dengan lemah.

Baca Juga

Afriandika menceritakan lebih jauh, bahwa istrinya bekerja di industri rumahan tersebut sudah sejak setahun ini dan sebulannya menerima gaji sebesar Rp 700 ribu.

"Kini saya harus mengurusi dan menghidupi anak dari hasil perkawinan kami yaitu Chaisa," katanya.

Secara ringkas dia menceritakan kisah awal perkenalan dengan istrinya Rita Susanti saat merantau ke Pasaman Barat 2013.

"Saat merantau ke Pasaman Barat 2013, bertemu dengan Rita. Lalu kami menikah dan dikaruniai seorang anak. Tak ada tanda-tanda yang ditunjukkan kepada saya maupun kepada keluarga sebelum kepergiannya yang sangat tragis ini," katanya.

Sementara Suriadi, suami dari Siti Khadijah yang juga menjadi korban dalam peristiwa yang sama mengungkapkan hal yang sama yakni tidak ada tanda-tanda sebelum kematian orang terkasihnya itu.

Suriadi yang bekerja di Bireun, Aceh, mengaku dari hasil perkawinannya dengan Siti Khadijah dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Amelia Chindaya.

"Semoga kami tabah menerima musibah yang sangat berat ini, hingga sekarang ini jenazah belum berada di rumah duka," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement