Ahad 23 Jun 2019 16:25 WIB

Kepala BKP Kementan Imbau KRPL Berkelanjutan

Keluarga bisa menghemat pengeluaran antara 750 sampai satu juta rupiah.

Red: EH Ismail
Kepala BKP sedang melihat salah satu produk KRPL berupa minuman sehat
Foto: Humas Kementan
Kepala BKP sedang melihat salah satu produk KRPL berupa minuman sehat

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga sejak tahun 2015 Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di seluruh Indonesia. 

"KRPL ini sangat strategis tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, tetapi juga bisa meningkatkan pendapatan rumah tangga," ujar Kepala BKP Agung Hendriadi, saat mengunjungi KRPL di Taro kecamatan Tegallalang, Gianyar Bali, Sabtu (22/6). 

Lebih lanjut Agung mengatakan bahwa keberlanjutan KRPL sangat penting, karena itu Kebun Bibit Desa (KBD) harus terus dikembangkan dengan aneka tanaman. 

"Salah satu kunci agar KRPL bisa berkelanjutan adalah kebun bibit harus banyak tanamannya, sehingga tanaman anggota juga semakin banyak," ujar Agung. 

Selain itu juga harus ada motor penggeraknya, yang bisa memotivasi dan memberi semangat. KRPL di provinsi Bali tahun 2019 berjumlah 70 dengan masing-masing anggota sekitar 30 orang, sedangkan di Gianyar ada 12 KRPL.

"Kami akan kembangkan terus KRPL ini, karena program ini sangat bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan pangan keluarga," ujar Wayan Jarta Kepala Dinas Ketahanan Pangan.

Untuk KBD KRPL Dwi Tunggal Putra mengembangkan  pembibitan cabai, tomat, terong, seledri, okra, Rosela. Sedangkan untuk  pertanaman baru dikembangkan tanaman Cabai, terong dan tomat. KRPL ini juga mengembangkan kangkung dengan sistem hidroponik dipadu dengan ikan lele  dimedia ember bekas. 

"Ikan lele yang kami pelihara  dipadukan dengan tanaman kangkung hidroponik. Dari  30 anggota masing-masing memelihara 50 ekor lele per ember. Hasilnya untuk dikonsumsi dan sebagian sisanya dijual," ujar Ni Wayan Wiranti yang menjadi Ketua Kelompok Wanita Tani.

Menurut Wiranti, dari budidaya tanaman yang dilakukan anggota KWT, masing-masing keluarga bisa menghemat pengeluaran antara 750 sampai satu juta rupiah. Bahkan tidak sedikit yang meningkat kesejahteraannya dengan menjual produk yag dihasilkan.

Tidak itu saja, mereka juga beternak ayam sebanyak 240 ekor,  masing anggota memelihara 8 ekor.

"Ternak ayam ini juga lumayan hasilnya. Saat ini sudah berkembang menjadi 350 ekor. Sudah tidak terhitung jumlah yang  dikonsumsi dan untuk keperluan upacara-upacara adat," ujar Wiranti.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement