Senin 24 Jun 2019 08:35 WIB

Silaturahim Wahdah Islamiyah Pusat Dihadiri Ustaz Zaitun

Silaturahim Wahdah Islamiyah ajang konsolidasi organisasi.

Wakil Sekjen MUI, Zaitun Rasmin.
Foto: Foto: Mg01
Wakil Sekjen MUI, Zaitun Rasmin.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR—  Wahdah Islamiyah menggelar tabligh akbar sekaligus silaturahim. Ketua Umum Wahdah Islamiyah (WI), Ustaz Zaitun Rasmin turut hadir pada kegiatan tersebut. 

Dalam acara yang berlangsung di Masjid Anas bin Malik, Kampus STIBA, Jalan Inspeksi PAM, Antang, Kota Makassar, Ahad (23/6) itu, Ustaz Zaitun menyampaikan ceramah bertema Hakikat Kemenangan Dalam Islam. "Kemenangan yang hakiki tanpa disertai dengan kecurangan dan khianat merupakan amanat dari Allah SWT Nabi Muhammad SAW,” kata dia. 

Baca Juga

Zaitun mengapresiasi program WI yang secara kontinyu melepas sejumlah kader dakwah yang menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Bahasa Arab (STIBA) untuk berdakwah ke sejumlah pelosok negeri. 

Ketua Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) Sulawesi Selatan, Muhammad Iqbal Djalil, Lc juga datang saat Ketua Harian WI, Ustadz Rahmat Abdul Rahman tengah memberikan sambutan. Sehingga sambutannya terhenti sejenak dan langsung menyapa Ustaz Ije, sapaan anggota DPRD Kota Makassar tersebut saat memasuki masjid.

Ustaz Ije kemudian duduk di barisan depan diapit Ustaz Syaibani dan Ustaz Qasim Saguni, yang masing-masing termasuk petinggi Wahdah Islamiyah.

"Ustaz Ije ini adalah sahabat saya dan simpatisan Wahdah Islamiyah," sebut Ustaz Zaitun yang juga Wakil Sekretaris Jenderal MUI Pusat.

Setelah dari Kampus STIBA, Ustaz Ije bersama dengan Ustaz Zaitun didampingi dai muda, Ustadz Muhammad Fahrurrozi Anshar bersama-sama melihat kegiatan penghapusan tato yang diadakan gabungan kelompok dakwah di Masjid Raya Bukit Baruga Antang.*

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement