REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bila Anda mendatangi Kota Lahore, Pakistan, akan menemukan sebuah kompleks benteng yang sangat luas. Dindingnya berdiri tegap dengan ketebalan yang sulit ditembus peluru tajam. Di dalamnya terdapat banyak bangunan tempat raja dan masyarakat dulu tinggal.
Bangunan itu bernama Benteng Lahore. Letaknya di ujung utara kota. Dindingnya mengelilingi lahan seluas dua hektare. Di dalam benteng tersebut terdapat 21 monumen. Benteng Lahore terke nal karena hampir seluruhnya dibangun kembali pada abad ke-17, ketika ke kaisaran Mughal berada di puncak kemegahan dan kemewahannya.
Meskipun situs Benteng Lahore telah dihuni selama ribuan tahun, catatan pertama dari struktur benteng ini berkaitan dengan benteng batu bata lumpur abad ke-11. Dasar Benteng Lahore modern dibangun dari tahun 1566 pada masa pemerintahan Kaisar Akbar, yang menganugerahkan benteng dengan gaya arsitektur menampilkan motif Islam dan Hindu.
Penambahan bangunan ini berasal dari periode Shah Jahan ditandai dengan mar mer mewah dengan desain bunga Per sia. Sedangkan Benteng Alamgiri yang megah dan ikonik dibangun oleh Kai sar terakhir Mughal, Aurangzeb, dan meng hadap Masjid Badshahi yang terkenal.
Setelah jatuhnya kekaisaran Mughal, Benteng Lahore digunakan sebagai tempat tinggal penguasa Sandhawalia Jat Ma haraja Ranjit Singh, pendiri Kekaisaran Sikh. Benteng itu kemudian diserahkan kepada penjajah Inggris setelah mereka mencaplok Punjab pasca kemenangan mereka atas orang-orang Sikh dalam Pertempuran Gujarat pada Februari 1849.
Pada 1981, benteng itu menjadi situs wa risan dunia UNESCO. Keunikan desain bangunan ini menjadikannya sebagai warisan yang harus selalu dikenang masyarakat dunia.
Bagian yang paling menonjol adalah Benteng Alamgiri. Gerbang ini merupakan bagian dari bangunan yang berada de ngan Masjid Badshahi, Gerbang Ro shnai, dan Samadhi dari Ranjit Singh. Taman Minar-e-Pakistan dan Iqbal ber dekatan dengan batas utara benteng.