Senin 24 Jun 2019 11:30 WIB

Benteng Lahore Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

Referensi sejarah pertama ke benteng di situs ini berasal dari abad ke-11

Taman Shalimar di Kota Lahore, Pakistan.
Foto: pakistanpaedia.com
Taman Shalimar di Kota Lahore, Pakistan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Referensi sejarah pertama ke benteng di situs ini berasal dari abad ke-11 pada masa pemerintahan Mahmud dari Ghazni. Benteng itu terbuat dari lumpur dan di hancurkan pada 1241 oleh bangsa Mongol selama invasi mereka ke Lahore. Benteng baru dibangun pada 1267 di lokasi tersebut oleh Sultan Balban dari dinasti Mamluk Turki di kesultanan Delhi.

Benteng yang dibangun kembali dihancurkan pada 1398 oleh pasukan penjajah Timur, hanya untuk dibangun kembali oleh Mubarak Shah Sayyid pada 1421. Pada 1430-an, benteng itu ditempati oleh Shaikh Ali dari Kabul. Tetap di bawah kendali Sultan Pashtun dari Dinasti Lodi sampai Lahore ditangkap oleh Kaisar Mughal Babur pada 1526.

Era Mughal

Penggunaan kolom berbentuk gajah di bangunan Benteng Lahore mencerminkan pengaruh motif Hindu pada arsitektur Mughal pada masa pemerintahan Akbar. Desain dan struktur benteng saat ini berasal dari tahun 1575, ketika Kaisar Mughal Akbar menduduki situs tersebut sebagai sebuah pos untuk menjaga perbatasan barat laut kekaisaran.

Lokasi strategis Lahore, antara wilayah Mughal dan benteng-benteng Kabul, Mul tan, dan Kashmir mengharuskan pem bongkaran benteng lumpur tua dan benteng dengan batu bata yang kokoh.

Istana mewah dibangun dari waktu ke waktu, bersama dengan taman yang rim bun. Struktur bangunan di periode Akbar yang terkenal termasuk Doulat Khana-e-Khas-o-Am, Jharoka-e-Darshan, dan Gerbang Akbari. Banyak struktur Akbari dimodifikasi atau diganti oleh penguasa selanjutnya.

Tembok besar Gambar benteng berasal dari periode Jahangir. Kaisar Jahangir pertama kali menyebutkan perubahannya ke benteng pada 1612 ketika menggambarkan Maktab Khana. Jahangir juga menambahkan paviliun Kala Burj, yang menampilkan malaikat yang terins pirasi Eropa di langit-langitnya yang berkubah. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement