REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Jubeir mengatakan upaya menjadikan kondisi Palestina lebih baik harus disambut baik. Dia menekankan proses politik dalam menyelesaikan konflik dengan Israel sangatlah penting.
Jubeir menanggapi pertanyaan lembaga penyiaran France 24 soal usulan Amerika Serikat tentang perkembangan ekonomi sebagai bagian dari proses perdamaian Timur Tengah. "Saya pikir memperbaiki kondisi rakyat Palestina merupakan sesuatu yang harus disambut. Setelah mengatakan proses politik sangat penting," kata dia saat wawancara, Ahad (23/6).
Dia menambahkan, rakyat Palestina merupakan hakim terakhir dalam hal ini karena ini adalah urusan mereka. "Jika rakyat Palestina menerima, saya yakin semua pihak juga akan menerimanya," kata dia.
Jubeir mengatakan Riyadh terus mendukung proses politik berdasarkan negara Palestina yang merdeka di sepanjang perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Negara-negara Teluk dan sekutu AS, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab akan ambil bagian dalam konferensi ekonomi di Bahrain. Selain itu, pejabat Mesir, Yordania, dan Maroko juga dipastikan hadir.
Namun, politikus dan kritikus Arab Saudi menolak visi ekonomi Timur Tengah yang diinisiasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. AS menginisiasi konferensi di Bahrain untuk membicarakan upaya mengangkat ekonomi negara-negara di Timur Tengah melalui investasi global.