REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BNI Syariah berharap dapat ikut menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada tahun 2019. Sejauh ini, BNI Syariah dalam masa persiapan untuk mendapatkan perizinan.
SEVP Bisnis Ritel dan Jaringan BNI Syariah, Iwan Abdi menyampaikan kebijakan relaksasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk rumah sederhana yaitu rumah subsidi memiliki kriteria sendiri. Sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap properti rumah komersial yang selama ini digarap BNI Syariah.
"Relaksasi ini masih belum berpengaruh terhadap BNI Griya iB Hasanah, namun demikian diharapkan tahun ini BNI Syariah sudah mulai dapat berkontribusi dalam penyaluran pembiayaan rumah bersubsidi (FLPP)," katanya kepada Republika, Senin (23/6).
Iwan menyampaikan prospek penyaluran pembiayaan kepemilikan rumah (KPR) pada tahun 2019 relatif masih sangat besar. Melihat adanya backlog perumahan sebesar 11 juta unit dan adanya program pemerintah untuk memfasilitasi penyaluran KPR bagi milenial.
BNI Syariah sudah melakukan upaya-upaya peningkatan penyaluran pembiayaan BNI Griya iB Hasanah. Diantaranya meluncurkan program terutama bagi beragam institusi, peningkatan kerja sama dengan pengembang besar, optimalisasi pengembang eksisting dalam penyaluran aplikasi, mempersiapkan keikutsertaan pada event-event Griya.
"Serta saat ini BNI Syariah telah mempersiapkan penyaluran rumah subsidi untuk milenial," katanya.
Iwan menambahkan sampai dengan periode April 2019, BNI Syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan BNI Griya iB Hasanah 13,42 persen secara tahunan (yoy). Target BNI Griya iB Hasanah pada tahun 2019 tumbuh sekitar 10 persen dari tahun 2018.
Pembiayaan griya BNI Syariah selama tahun 2018 telah disalurkan sebesar Rp 11,86 triliun, meningkat sebesar 10,81 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Komposisi pembiayaan perumahan mencapai 41,92 persen dibandingkan dengan total pembiayaan di BNI Syariah.