Senin 24 Jun 2019 15:45 WIB

Merv yang Meredup

Merv dibakar, akibatnya banyak perpustakaan hangus.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko
Merv
Foto: www.wmf.org/
Merv

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai Perang Salib (1095- 1291), dunia Islam harus pula mengalami serangan dari kerajaan di Timur, yakni Mongol. Pada 1220 Genghis Khan dan pasukannya menyerang wilayah kekuasaan Muslim. Hanya dalam setahun, pasukan yang dikomandani anak Genghis, Jagtai, memorak-porandakan wilayah Islam dan membunuh tak kurang dari 30 ribu Muslim.

Bukhara dibumihanguskan, Samarkand dan Balkh diacak-acak. Pasukan Mongol juga merusak bendungan Laut Aral yang menyebabkan kekeringan hebat seratus tahun kemudian. Merv juga tak luput dari sentuhan keji Pasukan Mongol.

Baca Juga

Merv dibakar, akibatnya banyak perpustakaan hangus. Kejayaan ilmu pengetahuan di Merv menjadi abu setelahnya. Masjid, fasilitas umum, dan makam Suntan Sanjar juga ditelan api. Sebanyak 1,3 juta orang kehilangan nyawa.

Ibnu al-Athir menuliskan serial penyerangan Pasukan Mongol ini dalam catatannya. Ia menggambarkan betapa mengerikannya serangan yang dilakukan Bangsa Mongol. "Ini bencana besar yang tak pernah terjadi sebelumnya. Pasukan Mongol tak membiarkan tiap kota yang mereka lalu. Mereka mem bunuh perempuan dan lelaki, anak-anak, dan dewasa,'' tulis al-Athir.

Ketika Merv dikunjungi pada abad ke-14 oleh Ibnu Batutah, kehancuran itu masih terlihat sangat menyakitkan. Mustawli juga melihat bahwa sebagian besar kota masih dalam bentuk reruntuhan dan debu pasir beterbangan memedihkan mata. Hafiz Abru menambahkan, Bangsa Mongol telah merobohkan semua bendungan dan tanggul besar yang dulu menjadi sumber kehidupan. Kini, sebagian Merv menjelma sebagai rawa-rawa gurun.

Pembantaian yang menghancurkan Merv dan sejumlah kota lain, seperti Bukhara, Samarkand, Nishapur, dan Baghdad merupakan titik terendah dalam sejarah Timur Tengah. Penderitaan dan keterpurukan itu bahkan terus berlanjut hingga berabad-abad kemudian.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement