REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia menyebut keputusan Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi ekonomi terbaru terhadap Iran sebagai langkah ilegal.
“Kami menganggap sanksi ini sebagai ilegal. Ini yang bisa saya katakan,” ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov saat ditanya awak media pada Senin (24/6), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Dia pun sempat ditanya apakah Rusia akan melawan pembatasan terbaru tersebut. Hal itu mengingat bahwa kepentingan Moskow juga mungkin terdampak atas sanksi AS kepada Iran.
Namun, Peskov enggan menanggapi lebih jauh perihal isu tersebut. “Tak ada yang ditambahkan di sini,” kata dia.
Pada Sabtu pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menjatuhkan sanksi signifikan terhadap Teheran. Dia tak menyinggung tentang apa yang dibidik negaranya dari sanksi terbaru tersebut. Trump hanya menyebut bahwa sanksi akan diberlakukan pada Senin (24/6).
Sejak hengkang dari kesepakatan nuklir pada Mei tahun lalu, AS telah memberlakukan sanksi ekonomi berlapis terhadap Iran. Ia mengincar sektor minyak,keuangan, logam mulia, dan industri otomotif Iran.
Khusus bidang perminyakan, Washington berambisi menggerus nilai ekspor Teheran. AUntuk mewujudkannya, AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan atau negara yang masih mengimpor minyak dari Iran.
Saat ini, Iran telah menangguhkan beberapa komitmennya dalam kesepakatan nuklir. Ia menyatakan akan melakukan pengayaan uranium kecuali para pihak dalam kesepakatan memenuhi komitmennya dalam tempo 60 hari.