Selasa 25 Jun 2019 02:23 WIB

Bentuk Protes, 2 Muslimah Prancis Berbukini di Kolam Renang

Muslimah Prancis menuntut hak berbukini di kolam renang.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Protesters demonstrate against France's ban of the burkini, outside the French Embassy in London, Britain August 25, 2016. REUTERS/Neil Hall
Foto: REUTERS/Neil Hall
Protesters demonstrate against France's ban of the burkini, outside the French Embassy in London, Britain August 25, 2016. REUTERS/Neil Hall

REPUBLIKA.CO.ID, GRENOBLE – Dua Muslimah di Prancis mengenakan burkini (pakaian renang wanita Muslim) saat berenang di kolam renang umum di Kota Grenoble, Prancis pada Ahad (24/6). Mereka sengaja tidak mematuhi aturan larangan mengenakan burkini di kolam renang umum.

Sebelumnya, Operation Burkini diluncurkan bulan lalu oleh anggota kelompok Citizen Alliance of Grenoble. Operation Burkini untuk membela hak wanita Muslim.

Baca Juga

Setelah mereka mengenakan burkini di kolam renang. Anggota kelompok Citizen Alliance of Grenoble diberitahu penjaga kolam bahwa burkini dilarang digunakan. Meskipun demikian, mereka memasuki kolam dan mandi selama sekitar satu jam dengan mengabaikan larangan menggunakan burkini.

Banyak orang di kolam bersorak dan bertepuk tangan karena kelompok Citizen Alliance of Grenoble mengabaikan larangan penggunaan burkini.  Dua Muslimah itu kemudian diinterogasi polisi dan didenda sebesar 35 Euro karena melanggar peraturan. Hal tersebut dilaporkan kantor berita France Bleu, dilansir dari BBC, Senin (24/6).

Hassiba dan Latifa dua Muslimah yang berenang di kolam berbicara kepada BBC. Mereka mengatakan seharusnya mereka memiliki hak yang sama seperti masyarakat Prancis lainnya.

"Kami memiliki mimpi untuk bersenang-senang di kolam renang umum seperti semua warga negara lainnya, untuk menemani anak-anak kami kapanpun mereka ingin berenang saat cuaca sangat panas di musim panas di Grenoble," kata mereka.

Dalam sebuah unggahan di Facebook, Citizen Alliance of Grenoble mengatakan tindakan di kolam renang itu bagian dari kampanye yang dimulai pada Mei 2018. Mereka juga membuat petisi yang ditandatangani  lebih dari 600 Muslimah. Mereka mendesak Walikota Genoble, Eric Piolle untuk mereformasi peraturan yang mengatur kolam renang umum di kota.

"Kita harus berjuang melawan kebijakan diskriminatif di Prancis, karena kita sebenarnya kehilangan hak-hak sipil kita untuk mengakses layanan publik dan infrastruktur yang dimiliki kota," ujar Hassiba dan Latifa .

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement