REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan pembangunan empat arena olahraga (venue) Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 di Papua berjalan lebih cepat. Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana dan Permukiman Wilayah II Provinsi Papua Anggoro Putro mengatakan progres, pembangunan arena aquatic yang telah mulai sejak Desember 2018 hingga 21 Juni 2019, pengerjaannya mencapai 16,4 persen.
"Capaian pengerjaan fisik tersebut lebih cepat dari rencana sebesar 13,8 persen. Arena aquatic ditargetkan selesai pada Juli 2020," kata Anggoro dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (24/6).
Anggoro menjelaskan pengerjaan arena aquatic menggunakan biaya APBN Kementerian PUPR Rp 389,6 miliar. Biaya tersebut dibagi untuk pekerjaan konstruksi Rp 381 miliar, konsultan manajemen konstruksi Rp 6,7 miliar, dan pengawasan berkala Rp 1,8 miliar.
Anggoro memastikan saat ini pembangunan arena aquatic sudah dalam tahap pengerjaan kolam diving, pembesian pile cap, bekisting balancing tank, dan pabrikasi kolom area tribun. Nantinya, lanjut Anggoro, area aquatic akan dilengkapi dengan fasilitas kolam renang yang sesuai dengan standar Federation Internationale de Natation (FINA) yang merupakan induk organisasi internasional olahraga renang.
Sementara itu, pembangunan Istora Papua Bangkit yang dimulai sejak November 2018, saat ini progresnya mencapai 25,3 persen. "Angka ini juga lebih cepat dari rencana 23,4 persen. Pengerjaannya masuk tahap pengecoran lantai kerja dan pembesian tie beam," ujar Anggoro.
Kontrak pekerjaan konstruksi Istora Papua Bangkit dikerjakan PT PP (Persero) dengan biaya sebesar Rp 257,5 miliar. Sementara itu, biaya untuk manajemen sebesar Rp 4,8 miliar dan pengawasan berkala sebesar Rp 1,4 miliar. Total anggarannya sebesar Rp 263,8 miliar dan ditargetkan selesai Juni 2020.
Sementara itu, pembangunan arena kriket dan lapangan hoki indoor dan out door sudah mencapai 13 persen atau lebih cepat dari rencana 9,2 persen. "Saat ini tengah dikerjakan pengecoran pile cap arena kriket, pengecoran borepile hoki indoor, pengecoran kolom beton hoki outdoor, dan bekisting GWT hoki indoor dan hoki outdoor," jelas Anggoro.
Biaya pembangunan arena kriket dan lapangan hoki sebesar Rp 283,4 miliar. Dana tersebut dibagi untuk tiga kontrak, yaitu konstruksi sebesar Rp 277 miliar, konsultan manajemen Rp 4,9 miliar, dan pengawasan berkala sebesar Rp 1,5 miliar.
"Pembangunan venue kriket dan hoki mulai dilaksanakan sejak Desember 2018 dan ditargetkan selesai pada Juni 2020. Semua proyek yang menjadi tanggung jawab Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, termasuk pendampingan dari Balai Prasarana Permukiman Provinsi Papua, Ditjen Cipta Karya," jelas Anggoro.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mendorong percepatan penyelesaian pembangunan venue olahraga PON 2020 di Papua yang berlangsung pada 20 Oktober-2 November 2020. “Pembangunan infrastruktur dalam rangka mendukung PON 2020 di Papua, harus diperhatikan secara detail mulai dari tahap desain, tahap pembangunan, hingga tahap pengawasannya," kata Basuki.