REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Pihak berwenang Texas, Amerika Serikat (AS) melaporkan ada tujuh imigran dari Amerika Tengah yang tewas karena gelombang panas. Seorang perempuan, dua bayi dan seorang balita ditemukan tewas di perbatasan AS dengan Meksiko.
Pihak berwenang setempat mengatakan perempuan dan tiga anak-anak itu kemungkinan sudah meninggal dunia selama beberapa hari. Sebelum akhirnya petugas Patroli Perbatasan AS menemukan mereka di dekat Rio Grande, Texas.
Diperkirakan mereka meninggal dunia akibat gelombang panas dan dehidrasi di sebuah tempat sekitar 29 kilometer sebelah timur McAllen. Sementara itu di sebelah barat, petugas Patroli Perbatasan di Del Rio menemukan juga dua jenazah laki-laki di peternakan dekat Carrizo Springs.
Dua jenazah tersebut ditemukan setelah petugas menerima panggilan tanpa nama yang melaporkan ada dua imigran yang hilang. Jenazah lainnya ditemukan pada tanggal 20 Juni lalu di tepi sungai Rio Grande dekat Normandy.
"Suhu ekstrem sepanjang periode ini dapat berakibat fatal," kata Petugas Kepala Patroli Perbatasan Del Rio Raul Ortiz, Selasa (25/7).
Penangkapan imigran tanpa dokumen bulan Mei tahun ini mencapai angka tertingginya sejak 2006. Lebih dari 60 persen yang ditangkap bersama anak-anak atau datang dengan keluarga.
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah membatasi jumlah imigran yang masuk lewat jalur suaka di setiap titik masuk. Para imigran harus menunggu selama berbulang-bulan sampai akhirnya diwawancara.
Terkadang beberapa keluarga imigran nekat mencoba masuk lewat perbatasan. Cara tersebut sangat berisiko. Penyelundup juga membahayakan nyawa imigran dengan menurunkan mereka di lokasi terpencil atau mengirim mereka menyeberangi sungai Rio Grande dengan rakit.
Pada awal bulan ini ada seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang tewas karena gelombang panas di sebelah barat Arizona. Ia meninggal dunia setelah penyelundup meninggalkan kelompok imigran yang membawa gadis kecil itu di lokasi terpencil di gurun.
Pada bulan April lalu, tiga orang anak-anak dan seorang laki-laki asal Honduras diyakini meninggal dunia karena rakit mereka terbalik di sungai Rio Grande. Upaya penyelamatan di titik penyeberangan yang populer itu meningkat tajam.
Patroli Perbatasan AS melaporkan ada 283 imigran yang meninggal dunia selama 2018. Aktivis hak asasi manusia mengatakan jumlahnya lebih tinggi. Sebab, mereka yakin masih banyak imigran yang belum ditemukan. Selain itu, data dari Patroli Perbatasan tidak termasuk kematian yang dicatat pihak berwenang setempat.