REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, melansir, ada enam desa di tiga kecamatan yang masuk dalam daftar rawan krisis air bersih. Meskipun, hingga saat ini, instansi tersebut belum menerima laporan soal kekeringan. Namun, serangkaian antisipasi sudah dipersiapkan.
Kepala BPBD Kabupaten Karawang, Asep Wahyu Suherman, mengatakan, ada enam desa yang tersebar di tiga kecamatan, yang terancam krisis air bersih. Hal itu, merujuk pada pengalaman musim kemarau tahun lalu. Enam desa itu adalah Desa Cintalanggeng, Kutalanggeng, Jatilaksana, Desa Kertasari, Cintawargi, dan Cintalaksana.
"Enam desa itu, ada di Kecamatan Tegalwaru, Pangkalan, dan Ciampel," ujar Asep, Selasa (25/6).
Menurut Asep, meskipun enam desa itu rawan krisis air bersih, tetapi hingga saat ini belum ada laporan permintaan distribusi air bersih. Jika sudah ada laporan, pihaknya akan langsung mendistribusikan air tersebut.
Saat ini, instansinya sudah memersiapkan serangkaian solusi untuk mengantisipasi krisis air bersih. Ada tiga skema solusi, yaitu,pertama skema penyaluran air bersih menggunakan mobil truk pengangkut air, armada milik BPBD dan PDAM Tirta Tarum.
Akan tetapi, penyaluran tersebut akan berdasarkan pengajuan dari masyarakat. Selanjutnya, skema kedua, yaitu dengan cara pipanisasi. Saat ini, kata Asep, BPBD sudah menemukan sumber air bersih dari mata air yang terletak di Desa Cibtawargi, Kecamatan Tegalwaru.
"Pembangunan pipanisasi ini, telah diajukan ke pemda. Kami mendorong supaya segera dibangun tahun ini," ujarnya.
Selanjutnya, skema ketiga yaitu membangun sumber air, dengan cara mengangkut air tanah di Kecamatan Pangkalan. Ada dua titik yang bisa dibangun. Sementara, kepengurusannya bisa dikelola oleh BUMDes.