Selasa 25 Jun 2019 14:20 WIB

Kota Bandung Siap Kelola Sampah Dari Bantuan Bank Dunia

Kota Bandung akan membangun 16 titik pusat olah organik dan pusat olah daur ulang.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Gita Amanda
warga menyaksikan pengerukan sampah dengan eskavator di aliran sungai Citarum lama atau oxbow Cicukang di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/12/2018).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
warga menyaksikan pengerukan sampah dengan eskavator di aliran sungai Citarum lama atau oxbow Cicukang di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung (Pemkot) siap mengelola bantuan dari Bank Dunia terkait penanganan sampah. Kesiapan ini sebagai dukungan Pemkot Bandung dalam menyambut program “improvement of solid waste management to support regional area and metropolitan cities” pada 2020 mendatang.

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Sopyan Hernadi, menjelaskan Kota Bandung akan membangun 16 titik pusat olah organik dan pusat olah daur ulang termasuk juga TPS 3R. Nantinya sampah yang sebelumnya berpotensi mencemari sungai bisa diolah.

Baca Juga

Sopyan menuturkan, 16 titik yang dipersiapkan Pemkot Bandung untuk pengelolaan sampah tersebut bukanlah membangun dari awal. Melainkan memanfaatkan tempat pengelolaan sampah yang sudah ada.

“Sebanyak 16 titik itu TPS. Kita optimalkan TPS itu, upgrading yang ada pengolahan sampah. Kalau dihitung 16 titik, biayanya sebesar Rp265 miliar," kata Sofyan dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id.

Ia menuturkan program bantuan dari Bank Dunia merupakan bagian dari upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mengatasi persoalan Sungai Citarum. Meski tidak dilewati Sungai Citarum, namun Kota Bandung siap membersihkan sejumlah anak sungai yang bermuara ke Sungai Citarum.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana juya mengatakan, bantuan tersebut tidak berupa kucuran dana, melainkan berupa barang. Selanjutnya Pemkot Bandung yang mengelolanya. Pemkot Bandung hanya menyiapkan 16 lahan untuk operasional program.

"Kota Bandung berkomitmen untuk menjalankan program ini. Kita sanggup dan menjamin kegiatan operasional," ujar Yana.

Yana mengungkapkan, setiap hari Kota Bandung memproduksi sekitar 1.500 ton sampah. Dari jumlah tersebut, masih ada sampah yang harus diolah. Sehingga melalui program bantuan Bank Dunia tersebut, Pemkot Bandung akan berkonsentrasi menuntaskan sampah yang disinyalir berpotensi mencemari sungai.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyampaikan, bantuan dari Bank Dunia akan dibagi sesuai proporsi timbunan sampah yang meliputi Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Purwakarta, Karawang, Cianjur dan kabupaten Bekasi.

Bantuan anggaran itu difokuskan untuk mencegah sampah dari sumber ataupun jangan sampai masuk ke Sungai Citarum.

"Kalau dirupiahkan minimal Rp 50 miliar per kota atau kabupaten jadi sumber anggaran bagi pemagangan sampah Citarum. Kita berkomitmen dan optimis lima tahun sampah Citarum akan selesai. Kuncinya mencegah sampah sejak dari rumah," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement