Selasa 25 Jun 2019 14:40 WIB

Setengah Populasi Dunia Anggap Mereka tak Lagi Demokratis

Warga Eropa Barat menilai bank dan media sosial ancaman terhadap demokrasi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Seorang pria melemparkan roti kepada burung di Sungai Seine, Prancis. Kondisi ekonomi Eropa yang tentu membuat banyak warga Prancis berhati-hati soal keuangannya.
Foto: EPA
Seorang pria melemparkan roti kepada burung di Sungai Seine, Prancis. Kondisi ekonomi Eropa yang tentu membuat banyak warga Prancis berhati-hati soal keuangannya.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Lembaga survei Jerman Dalia Research dan Alliance of Democracies Foundation menemukan hanya setengah dari populasi dunia yang menilai negara mereka demokratis. Banyak warga Barat yang melihat bank dan media sosial sebagai ancaman terhadap demokrasi.

Jajak pendapat ini dilakukan terhadap 150 ribu orang dari 57 negara. Dalia Research menemukan di negara-negara demokrasi ada sekitar 38 persen orang yang tidak puas dengan demokrasi di negara mereka.

Baca Juga

"Sekarang ini, risiko terbesar dari demokrasi adalah publik tidak melihatnya lagi sebagai demokrasi," kata Ceo Dalia Research Nico Jaspers dalam pernyataannya, Selasa (25/6).

Orang-orang Amerika Serikat (AS) yang akan menghadapi pemilihan presiden 2020 terpecah menjadi dua kelompok. Sebanyak 46 persen mengatakan negara mereka cukup demokratis, sementara 40 persen mengatakan tidak cukup demokratis.

Lebih dari setengah responden AS mengatakan negara mereka memberikan dampak positif bagi dunia. Sedangkan mayoritas negara-negara Barat seperti Kanada dan Eropa berpendapat AS berdampak buruk bagi dunia.

Di Eropa, 52 persen berpikir Uni Eropa tidak bertindak sesuai dengan kepentingan sebagian besar negara Eropa. Kritik terhadap Uni Eropa sebagian besar berasal dari Italia, Prancis, dan Yunani.

Jajak pendapat ini dirilis beberapa hari sebelum 28 pemimpin Uni Eropa memutuskan siapa yang akan mengisi jabatan di blok tersebut, sebuah proses yang menurut sebagian orang tidak demokratis. Sebesar 69 persen responden Italia di mana partai anti-Uni Eropa memenangkan pemilu tahun lalu dan kini berkuasa mengatakan keputusan Uni Eropa tidak mewakili sebagian besar populasi mereka.

Sebagian besar warga Eropa melihat bank dan industri keuangan memiliki dampak negatif bagi demokrasi di negara mereka. Kritik tersebut sebagian besar datang dari Yunani. Satu dekade yang lalu negara itu mengalami krisis utang yang membawa mereka ke jurang kemiskinan. 

Sebanyak 52 persen di seluruh dunia merasa negara mereka tidak siap menghadapi krisis keuangan selanjutnya. Sebanyak 40 persen responden yang disurvei di AS, Kanada, dan Austria merasa media sosial, seperti Facebook dan Twitter telah memberi dampak buruk pada demokrasi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement