REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Mantan kekasih gelap Michael Jackson, Shana Mangatal, menyesal tidak melakukan sesuatu untuk menyelamatkan hidup sang megabintang. Dia merasa seharusnya datang sehari lebih awal menjumpai Jackson sebelum akhir hidupnya.
Mangatal mengungkapkan hal tersebut pada peringatan 10 tahun kematian Jackson. Mendiang yang dijuluki "King of Pop" tutup usia pada Kamis, 25 Juni 2009, setelah mengalami serangan jantung akibat keracunan obat anestesi propofol.
Mangatal sebelumnya sudah menjadwalkan perjumpaan mereka pada Jumat, 26 Juni 2009. Dia berencana membujuk Jackson agar mau mendapatkan penanganan terkait masalah penggunaan obat resep serta membicarakan sejumlah hal lain.
Thank you to @TheSun for this new positive story. I’m happy to be able to provide insight into the @michaeljackson I knew and loved❤️ I miss him so much and I know all of his fans around the world do too. #MichaelJackson #MJInnocent #mjfam https://t.co/ZEpDx0uvUJ
— Shana Mangatal (@ImShanaMangatal) June 24, 2019
Pertemuan itu tidak pernah terjadi karena Raja Pop yang biasa disapa Jacko itu meninggal sehari sebelumnya. Kabar kematian Jacko sempat membuat Mangatal mengidap gangguan stres pascatrauma (PTSD) dengan penyesalan yang terus membayang hingga kini.
"Sepanjang pekan saya sudah bersiap menemuinya. Saya pikir akan pergi pada hari Jumat dan itu akan memberi saya waktu untuk menemukan pakaian yang sempurna untuk dipakai dan mengetahui apa yang harus dikatakan," ujar perempuan yang sekarang berusia 48 tahun itu.
10 years ago. Still feels like yesterday and still just as painful. I dread June 25th every year, but it’s coming 😔 @michaeljackson #michaeljackson #MJInnocent #mjfam #michaelandme #June25 pic.twitter.com/47cAKr7tLS
— Shana Mangatal (@ImShanaMangatal) June 20, 2019
Mangatal mengatakan, Jacko bisa sangat sulit dihadapi. Dia harus memikirkan matang-matang kalimat untuk menyampaikan bahwa ada banyak orang yang hadir di sisinya jika Jacko membutuhkan sesuatu.
Beberapa orang yang dekat dengan Jacko pun memanggilnya dengan panik pekan itu, memberi tahu bahwa sang musisi dalam kesulitan. Salah satunya adalah pengasuh Jacko yang menangis dan memohon Mangatal untuk lekas menjumpai Jacko.
"Saya juga berpikir akan menulis surat dan saya mencoba merumuskan kata-kata untuk diberikan kepadanya pada hari Jumat, tapi hari itu tidak pernah datang. Dia meninggal pada hari Kamis, 25 Juni," ungkap Mangatal sedih.
Mangatal ingat berjumpa dengan Jackson saat dirinya berusia 17 tahun, usai salah satu pertunjukan pelantun "Dangerous" itu. Belum ada hubungan spesial antara mereka sampai Mangatal bekerja sebagai resepsionis di perusahaan manajemen Hollywood di usia 20-an.
Setelah berbulan-bulan masa pendekatan, mereka sempat berkencan beberapa kali. Akan tetapi, dia patah hati karena Jackson malah menikah dengan Lisa Marie Presley pada 1994. Setelah Jackson dan Lisa bercerai, mereka kembali bersama untuk beberapa waktu.
Mereka berdua memutuskan tetap berteman setelah hubungannya berakhir. Mangatal mengaku tidak pernah berhenti mencintainya, tidak ada seorangpun yang bisa dibandingkan dengan Jacko. Kematian Jacko pun sangat menghancurkannya.
Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah tahan mendengar musik atau menonton video apapun yang menampilkan Jacko. Dia terus-menerus berpikir kalau saja dia menemui Jacko lebih awal, barangkali itu akan mengubah takdir.
"Saya bukan Tuhan. Saya tidak mungkin menyelamatkannya, tetapi hal yang menghantui adalah bahwa sebenarnya saya punya kesempatan untuk bertemu dengannya, tapi selalu menunda-nunda," ujarnya, dikutip dari laman The Sun.