Selasa 25 Jun 2019 16:55 WIB

Kelebihan Ayam di DIY Belum Ada Solusi

Kelebihan stok membuat harga ayam jatuh.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Daging ayam yang dijual di Pasar Senen Blok III, Jakarta Pusat, Selasa (11/6).
Foto: Mimi Kartika/Republika
Daging ayam yang dijual di Pasar Senen Blok III, Jakarta Pusat, Selasa (11/6).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jumlah produk ayam di DIY yang sudah berlebih hingga kini belum bisa teratasi. Harga ayam di peternak masih sangat rendah walau ayam di pasaran dijual harga stabil.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Yanto Apriyanto membenarkan, ada kelebihan produk ayam di pasar-pasar. Terlalu banyak ayam itulah yang dinilai membuatnya tidak terserap baik.

Baca Juga

"Jadi memang overproduct, sedangkan harga di pasar memang stabil Rp 31 ribu-Rp 32 ribu per kilogram," kata Yanto kepada Republika.co.id, Selasa (25/6).

Terkait rencana asosiasi-asosiasi peternak ayam membagikan cuma-cuma dibanding jual murah, ia merasa itu dilakukan demi menaikkan harga. Sebab, selama ini pedagang membeli ke mereka lebih murah.

Melalui aksi itu, Yanto berharap, jumlah ayam yang ada di pasar bisa berkurang dan harga berangsur stabil. Tapi, ia berpesan, agar pembagian itu tidak asal dan dibagikan ke yang membutuhkan.

Masyarakat miskin, kaum dhuafa, atau pondok pesantren, misalnya. Meski begitu, ia mengaku memang tidak bisa kendalikan permintaan pasar mengingat itu datangnya dari konsumen.

"Baiknya ada regulasi yang dapat mengurangi ayam DOC Bangkok, sebab sekarang ini peternak-peternak memproduksi banyak, tapi serapannya berkurang," ujar Yanto.

Yanto menyarankan, asosiasi-asosiasi menata dan tidak berlebih memelihara ayam. Jumlahnya diminta disesuaikan jumlah kebutuhan pasar-pasar di DIY.

Sebab, lanjut Yanto, kalau kelebihan produksi terjadi dan tidak ada komunikasi antar-asosiasi-asosiasi, akhirnya harga anjlok seperti saat ini. Sebab, barangnya terlalu banyak di pasar.

"Diharapkan ada pengaturan, ada kuota-kuota, jumlah kuota yang untuk dikonsumsi bisa membuat harga terkendali, kalau ini hukum ekonomi sudah hilang, kalau banyak supply harganya jatuh," kata Yanto.

Saat ini, ia mengungkapkan, kebutuhan produk ayam di pasar masih sekitar 800 ribu kilogram per hari. Belum ada pula solusi yang bisa diterapkan untuk mendongkrak angka itu.

Belum lagi, ayam-ayam itu di peternak setiap hari harus diberi pakan, yang tentunya akan menambah beban peternak. Tapi, Yanto merasa, itu tidak terjadi jika barang tersedia di batas wajar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement