REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir menahan seorang tokoh oposisi dan sekutu pada Selasa (25/6) dengan tuduhan merencanakan untuk menjatuhkan pemerintah atau makar.
Akan tetapi, kelompok-kelompok oposisi mengatakan penangkapan itu bertujuan untuk menghalangi persiapan mereka untuk pemilihan parlemen tahun depan. Zyad Elelaimy, seorang anggota terkemuka Partai Sosial Demokrat dan Gerakan Demokrasi Sipil, ditahan bersama dengan setidaknya tiga orang lainnya, kata kementerian dalam negeri dalam sebuah pernyataan.
Elelaimy, merupakan anggota utama protes 2011 yang menggulingkan penguasa lama Hosni Mubarak, ditangkap beberapa menit setelah meninggalkan rumah temannya di distrik Maadi Kairo sekitar pukul 02.20 pagi.
“Sekitar dua menit setelah dia pergi, kita mendengar dia memanggil kita. Kami melihat dari balkon kami dan kami melihatnya didorong ke dalam mobil sipil oleh sejumlah besar orang dengan pakaian sipil," kata teman Elelaimy, Soha Bayoumi.
"Sepertinya mereka menunggunya, itu adalah penyergapan," tambah Bayoumi.
Dia mengatakan bahwa orang yang menangkap Elelaimy mengidentifikasi diri mereka sebagai agen keamanan nasional. Kementerian Dalam Negeri kemudian mengeluarkan pernyataan yang menuduh Elelaimy dan tujuh lainnya terlibat dalam sebuah rencana yang dipicu dan dibiayai melalui para pemimpin Ikhwanul Muslimin di luar negeri.
"Ini untuk melakukan tindakan kekerasan dan kekacauan terhadap institusi negara secara bersamaan dengan menciptakan keadaan momentum revolusioner," kata kementerian.
Dalam sebuah pernyataan, Gerakan Demokrasi Sipil (CDM), sebuah koalisi partai-partai dan tokoh-tokoh oposisi Mesir, menyangkal Elelaimy dan lainnya yang ditangkap memiliki hubungan dengan Ikhwanul Muslimin, yang dilarang di Mesir.
Salah satu rekan Elelaimy mengatakan dia yakin penangkapan itu terkait dengan langkah koalisi untuk mencari lebih banyak anggota untuk mempersiapkan pemilihan parlemen tahun depan.
"Kami tidak ada hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin. Saya benar-benar heran dan saya tidak tahu mengapa keamanan akan terganggu karena kami ingin mengambil bagian dalam pemilihan dalam kerangka hukum dan konstitusi," kata anggota CDM, Khaled Dawoud .
Pengacara HAM Gamal Eid mengatakan tokoh oposisi Hisham Foad, Hossam Moeness dan Hassan el-Barbarry termasuk di antara mereka yang telah ditangkap dalam beberapa hari terakhir. Dia mengatakan mereka sedang diperiksa di markas penuntutan keamanan negara.
Sejak menjadi presiden pada 2014, mantan kepala militer Presiden Abdel Fattah al-Sisi telah mengawasi perlawanan terhadap pemerintahannya. Menurut Human Rights Watch, setidaknya 60 ribu orang telah dipenjara. Sisi membantah memiliki tahanan politik dan pendukungnya mengatakan langkah itu diperlukan untuk menstabilkan Mesir setelah pemberontakan 2011.
Ikhwanul Muslimin dilarang di Mesir ketika Sisi menggulingkan Mohamed Mursi dari Ikhwanul Muslimin pada 2013 dan pihak berwenang menyatakan kelompoknya sebagai organisasi teroris.